Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Oktober Fantastis (serial) - eps 8 - Kuala Lumpur Sore Itu

25 Oktober 2012 Sore hari kami telah kembali ke Kuala Lumpur. Kami memutuskan untuk mencari tahu letak masjid terdekat dari penginapan kami untuk mengikuti sholat Idul Adha esok pagi. Kami bertanya kepada seorang ibu penjaja kue di dekat Rybbon Stayyz. “Permisi, kami berencana ikut sholat Idul Adha esok hari. Boleh tahu di mana masjid terdekat dari sini?” “Mungkin kamu ke bisa ke Masjid Jamek”. “Di mana itu tempatnya?” “Kamu tahu restoran cepat saji di seberang jalan besar sana? Ikuti jalan di sebelah tempat makan itu. Lurus saja”. “Terima kasih” “Eh, ngomong-ngomong kalian dari mana?” “Kami dari Indonesia” “Wah, Indonesia. Sedang liburan rupanya?” Akhirnya... aku menemukan orang Melayu yang ramah! Kami pun terlibat sedikit perbincangan sebelum kami berpamitan untuk melanjutkan perjalanan.

Oktober Fantastis (serial) - eps 7 - Casino De Genting

25 Oktober 2012 Jadi, ke mana kita hari ini? Antrian cukup panjang mengular di depan loket pembelian tiket perjalanan menuju Genting Highlands . Yup! Kami akan pergi ke suatu tempat yang dapat diibaratkan sebagai ‘Bogor’-nya Malaysia. Jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota Kuala Lumpur menggunakan bus angkutan khusus dan kemudian bersambung dengan gondola untuk mencapai puncaknya (tiket bus sudah termasuk untuk naik gondola). Sekitar pukul sebelas siang bus warna merah anggur bertuliskan Go Genting itu diberangkatkan dari terminal Pudu Raya. Emang di sana ada apa sih? Genting Highlands masih satu keluarga dalam jaringan Resort World sebagaimana Resort World Sentosa Island Singapura. Kalau di Singapura lokasi resortnya ada di pulau Sentosa dengan daya tarik pantai-pantainya, di Malaysia di dataran tinggi Genting dengan hutan hujan tropisnya. Kalau di Singapura ada Universal Studio, di Malaysia ada Genting Theme Park. Keduanya sama-sama memiliki ho

Oktober Fantastis (serial) - eps 6 - Wajah Melayu

25 Oktober 2012 “Menurut lo gimana em?” “Kalo gue sih mending kita cabut cari penginapan lain yang lebih murah”. “Tapi kalo kita harus muter-muter cari penginapan bisa-bisa siang nanti kita baru bisa mulai jalan”. “Ya makanya kita nyarinya sekarang aja di sekitaran sini, biar nggak kesiangan”. Kami duduk berdua menghadap ke jendela kaca yang besar di lobi lantai tiga dekat kamar penginapan kami. Sambil menikmati lalu lalang kendaraan dan aktivitas manusia di jalanan pagi hari itu, kami mendiskusikan di mana kami akan menginap malam ini. Jujur aku sudah merasa cocok dengan penginapan ini. Rate -nya cukup masuk akal sekalipun masih tergolong di atas rata-rata. Sementara Fahmi, dia lebih perhitungan daripada aku. Dia mantap berpegang pada penggunaan prinsip ekonomi salah kaprah, bermodal sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Jadilah sekitar pukul delapan kami meninggalkan Ribbon Stayyz dan mulai marathon keluar masuk penginapan murah

Oktober Fantastis (serial) - eps 5 - SMS Gelap

25 Oktober 2012 Aku membuka mata. Gelap. Aku mengumpulkan kesadaran. Ah, lampu kamar dimatikan rupanya. Samar terdengar suara dengkuran. Bule sebelah tidurnya pulas sekali sampai mendengkur begitu. Malas bergeser dari singgasana tidurku, aku meraih ponsel. Ada pesan masuk. Dari Fahmi di kasur bawah. Fahmi +60163743xxx Nyok mulai beraktivitas Me +60163744xxx Nyok, tapi gelap gini gimana? Mau nyalain lampu takut ganggu sebelah

Oktober Fantastis (serial) - eps 4 - (masih) Malam Pertama

24 Oktober 2012 Kami pun akhirnya ‘ blusukan ’ di night bazaar Petaling berburu jodoh colokan. Meskipun hasil yang kami dapat tidak begitu sesuai harapan, tapi setidaknya ponsel dan kamera kembali menemukan secercah harapan untuk keberlangsungan hidup dan masa depannya - apeu . Malam itu kami berhasil menawar bebarapa ringgit untuk sebuah steker kaki tiga lobang tiga yang salah dua dari lobangnya itu bisa dimasuki kaki steker lobang dua milikku (belibet kuadrat). Malam masih panjang, pantang untuk kembali ke penginapan. “Itu, bangunan itu. Gue tadi liyat pas kita lewat Little India. Deket deh itu kayaknya. Gimana kalo kita jalan ke sana?” Fahmi dengan hipotesa yang dibuatnya sendiri mengajak untuk berjalan kaki menyambangi bangunan tinggi dengan aksara India besar-besar yang menyala menghiasi badan gedung itu.    Siapa takut? Beberapa ratus meter jarak telah kami tempuh. Menjauh dari kawasan Petaling. Sampai satu waktu kami tak sengaja sama-sama melihat ke m

Oktober Fantastis (serial) - eps 3 - Malam Pertama

24 Oktober 2012 Perut kami belum mendapat asupan yang bergizi semenjak diisi takjil darurat tadi . Makanya pas nemu warung makan, tanpa pikir panjang kami masuk dan memesan makanan. Dua porsi Nasi Kandar dan dua gelas Milo berhasil kami tandaskan untuk menu makan malam kami di rumah makan India pada deretan ruko di bawah penginapan. Tidak sampai RM20 total yang harus kami bayarkan untuk menu tersebut. Perut kenyang menambah tingkat kegantengan. # apeu *** “ Kalo dilihat-lihat KL Sentral ini lebih bagus ya dibanding LCCT tadi ”, Fahmi membuka pembicaraan sewaktu menunggu LRT (semacam kereta commuter /KRL ala Kuala Lumpur) kami datang. KL Sentral ini boleh diibaratkan seperti Shelter Busway Harmoni, hanya bedanya kita bukan hanya bisa transit jalur tetapi juga moda transportasinya. Seperti yang sedang kami lakukan ini, naik bus dari LCCT ke KL Sentral untuk menyambung LRT menuju Petaling, pecinan sekaligus kawasan Backpacker-nya Kuala Lumpur. Kam