Kalau saja waktu itu Wenny tidak mengulurkan tangannya mengajak kami berkenalan, mungkin kami tidak akan duduk bersama makan malam di sebuah restoran cepat saji di bilangan Pecenongan ini, mengenang perjalanan kami.
with geng W-O-W (minus Riza) |
***
@mochrizafahlevi: @mrHepi butuh
ide buat ngisi libur long weekend
@mrHepi: @mochrizafahlevi kapan
ada long weekend?
@mochrizafahlevi: @mrHepi minggu
depan
@mrHepi: @mochrizafahlevi serius
ada long weekend minggu depan? baru tahu :|
@mochrizafahlevi: @mrHepi iya,
cek kalender deh. jadi ada ide ke mana nih?
@mrHepi: @mochrizafahlevi ya kalo
ngedadak gini ya nggak bisa jauh. udah nggak kebagian tiket.
Beneran deh. Aku nggak nyadar
kalau ada libur long weekend minggu depan. Huf! Kalau udah mepet gini bisa apa?
Aku mengetikkan ‘Destinasi Liburan sekitar Jakarta’ di kotak tertawa pencarian,
menanyai mbah Google,”Ada saran mbah?”
Banyak referensi tujuan wisata yang diberikan mbah Google. Artikel media online, blog catatan perjalanan, sampai website agen perjalanan. Tapi kebanyakan informasi yang ditawarkan perjalanan wisata ke Kepulauan Seribu. Huf.
Aku coba kembali ke menu tab Twitterku.
Mencari peruntungan dengan mengais informasi dari lini masa. Sampai akhirnya
nemu akun twitter @KiluanDolphin, yang baru ku folbek, lagi gencar
mempromosikan paket perjalanan wisata ke Teluk Kiluan, Lampung.
Aku buka tab baru, mengetikkan ‘Teluk
Kiluan Lampung’ di kotak tertawa pencarian mbah Google.
@mrHepi: @mochrizafahlevi pilih:
Pulau Seribu / Teluk Kiluan, Lampung
@mochrizafahlevi: @mrHepi Teluk
Kiluan Lampung ada apa tuh?
@mrHepi: @mochrizafahlevi coba gugling
@mochrizafahlevi: @mrHepi boleh
juga tuh, menarik
@mrHepi: @mochrizafahlevi ada
penawaran menarik dari @KiluanDolphin 2D1N 365/pax
@mochrizafahlevi: @mrHepi boleh
deh, jadi berangkat nih?
@mrHepi: @mochrizafahlevi ngutang
ye, nggak tau ada long weekend jadi nggak punya alokasi dana :|
@mochrizafahlevi: @mrHepi atur
deh!
Aku pun membuka percakapan
Blackberry Messanger mengabarkan ajakan trip dadakan ini ke Fahmi, di kamar
sebelah, yang sebenarnya tanpa dikasih tahu juga dia mah ikut-ikut aja. Jadilah aku berasa trip organizer yang mendadak sibuk
kepo-kepo nyari contact person admin
@KiluanDolphin buat reservasi. Kuota terbatas cuy! secara itu paket paling murah. hehe
***
“Maaf ya, seadanya. Anggap aja rumah sendiri”, kata Sayuk saat
mempersilahkan kami masuk ke rumah kontrakannya. Jangan dibayangin rumah kontrakannya
seperti umumnya rumah kontrakan di lingkungan padat penduduk Jakarta ya… Ini
Bandar Lampung!
Sayuk adalah teman seangkatan
Riza sewaktu menempuh pendidikan Diploma I sebuah sekolah kedinasan. Begitu
lulus, Sayuk ditempatkan di Bandar Lampung sementara Riza ditempatkan di Bogor.
Berangkat dari situlah, aku, Riza dan Fahmi mendapat tempat menginap sebelum
dijemput pihak @KiluanDolphin yang akan mengantar kami menuju Kiluan.
Pagi itu di pelataran parkir Stasiun
Besar Tanjung Karang…
Glek..glek..glek…
Aku menenggak air botol mineral
yang aku beli di minimarket tadi. Itung-itung jajan sambil menunggu jemputan
yang tak kunjung datang. Aku pun mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi
nomor penjemput kami. Sebentar lagi sampai, begitu kata abang-abang di seberang
telepon. Benar saja, tak lama muncul mobil APV putih yang melaju perlahan
memasuki area parkir stasiun. Itu mobil jemputan kami.
Ketika mobil berhenti dan
terparkir, kami pun merapat ke belakang mobil bersiap memasukkan tas begitu
pintu bagasinya terbuka dibantu oleh Andri, pengemudi sekaligus penjemput kami.
Rupanya mobil itu sudah diisi beberapa pelancong yang juga mengambil paket
perjalanan ke Kiluan memakai jasa @KiluanDolphin.
“Kita tunggu dua penumpang lagi ya, mas”, Andri memberitahu kami
tepat saat menutup pintu bagasi. Kami pun urung memasuki mobil. Pintu tengah terbuka. Seorang
perempuan berjilbab turun dari mobil lalu menghampiri kami yang berdiri di
belakang mobil.
“Hai, mau ke Kiluan juga? Dari mana?”, sapanya membuka obrolan.
“Jakarta”, jawabku singkat.
“Wenny”, katanya sambil mengulurkan tangan tanda perkenalan.
“Happy…”
“Riza…”
“Fahmi…”, kami menyebutkan nama masing-masing ketika dia menyalami
bergantian.
“Aku sama dua temanku juga dari Jakarta”, lanjutnya sambil menunjuk
ke dalam mobil. “Eh, pada kenalan dulu
dong, ada temen-temen dari Jakarta juga nih”, Wenny mendekat ke pintu
tengah mengajak turun dua temannya yang lain.
“Windy…”,
teman perempuan Wenny yang mempunyai postur tubuh lebih berisi aduhai macam gitar Spanyol, dengan rambut
sebahu dan gigi yang dipagari, damn! she's so
stunning.
“Ohok..”, teman laki-laki Wenny
yang mempunyai kulit eksotis -saking rajinnya jalan-jalan kali ya.
Keduanya mengangsurkan tangan,
menyalami kami bergantian. Kami saling bertukar nama.
So, here we go!
me, Wenny, Ohok, Windy (W-O-W), Fahmi, Riza |
Komentar
Posting Komentar