Langsung ke konten utama

Danau Bersejarah di Puncak Parapat


HORAS! Pekik semangat orang Sumatera Utara. Nah, kalau jalan-jalan ke Sumatera Utara wajib banget berkunjung ke Parapat. Ada apa di Parapat? Parapat merupakan nama sebuah kelurahan berada di tepian danau bersejarah yang melegenda dan dikenal dengan nama Danau Toba. Parapat menjadi salah satu akses utama menuju Danau Toba. Nah, kalau udah sebut Danau Toba kebayang dong bagaimana keindahan alam yang ditawarkan?

Terdapat banyak media yang menyediakan informasi mengenai Wisata Danau Toba, salah satunya kita bisa memperolah informasi yang ringkas, jelas, dan lengkap dengan satu langkah mudah, tinggal klik website Traveloka, lalu masukkan kata kuncinya: ‘Danau Toba’.

Danau Toba terbentuk akibat letusan dari Gunung Toba dan merupakan letusan vulkanik terbesar yang pernah ada. Atau sering kita dengar tentang cerita rakyat tentang sebuah keluarga siluman ikan hingga terbentuklah Danau Toba.

Sumber: http://www.linkedin.com


Ada beberapa spot menarik di sekitar danau ini, salah satunya Pulau Samosir – nyeberang dikit naik kapal penumpang sekira 30 menit dari Parapat. Dari Parapat, ada dua pelabuhan tempat bersandar kapal-kapal yang akan membawa warga dan wisatawan yang ingin berkeliling Danau Toba, Ajibata dan Tigaraja.

Jika berkunjung ke Pulau Samosir, kita akan menemukan kebudayaan masyarakat Batak yang masih sangat terasa di sana. Kita juga bisa melihat banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang tersisa.

Di Pulau Samosir terdapat salah satu Kampung yang bernama Kampung Tua Huta Bolon yang masih melestarikan tarian daerah, yaitu Tari Sigale-gale khas Batak. Tarian ini menggunakan patung/boneka Sigale-gale yang menari dengan unik. Unik karena konon Sigale-gale ini bisa bergerak sendiri. Wuih, keren kan? –Serem kali. Haha nggak sih, kalau zaman sekarang mah Sigale-gale nya bisa gerak karena digerakin ‘dalang’-nya kok, tenang aja. Di Kampung Tua Huta Bolon ini pun terdapat sebuah makam seorang Raja penguasa Samosir, yaitu Raja Sidabutar yang diperkirakan usia makamnya mencapai 500 tahun. Tidak perlu takut berkunjung ke pemakaman, ini makamnya berada di tengah-tengah pasar. Di sepanjang jalan menuju makam, banyak kios-kios yang menjajakan suvenir khas Sumatera Utara. Sambil belanja sambil ziarah gitu ceritanya, hehe

Setelah mengunjungi Kampung Tua Huta Bolon, kita bisa pergi ke Ambarita. Di sana, kita bisa melihat peninggalan sejarah berupa pengadilan tradisional ala Suku Batak. Tempat tersebut berbentuk Batu Persidangan yang usianya pun sudah beratus tahun sebagai tempat mengeksekusi mati tahanan Suku Batak. *jangan dibayangin –next!

Di pulau Samosir juga terdapat beberapa danau yang tak kalah indahnya. Danau tersebut yaitu Danau Aek Natonang dan Danau Sidihoni yang ada di Desa Tanjungan. Mata kita akan menyaksikan keindahan danau dengan airnya yang jernih di tengah hijaunya perbukitan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus yang menambah keindahannya. 

Di sana juga tersedia fasilitas sewa sepeda motor kalau kita ingin berkeliling sekitar Danau Toba. Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan, pergilah ke Desa Jangga untuk melihat-lihat kain tenun khas Suku Batak yaitu Kain Ulos dengan motifnya yang sangat cantik karena ditenun secara tradisional oleh penduduk wanita setempat yang cantik juga –halah!

Udah bahas objek wisatanya, kita yang berasal dari luar kota tak perlu khawatir perkara tidur di mana dengan siapa, karena di sekitar Danau Toba banyak tempat penginapan dari kelas melati sampai hotel berbintang dengan berbagai fasilitas yang memadai dan harga yang bervariasi. Andalan buat nyari penginapan, lagi–lagi tinggal klik  website Traveloka yang menyediakan informasi tentang hotel apa saja yang ada di Parapat ini. Salah satunya, kita akan menemukan hotel bintang tiga di Parapat, tepatnya di jalan Nelson nomor 4 yang dikenal dengan nama Danau Toba International Cottage Parapat.

Sumber: http://www.medanguide.com


Jika ingin menikmati waktu libur dengan mencoba seluruh tempat wisata yang ada di Parapat dan sekitarnya, Danau Toba International Cottage ini sangat cocok untuk menjadi pilihan tempat menginap. Karena, dari sini kita dapat dengan mudah untuk akses pergi ke spot-spot wisata menarik di sekitar karena keberadaannya di jantung Parapat. Mau nyeberang ke pulau Samosir pun dekat dengan Pelabuhan Parapat yang jaraknya 0,89 km –kalau aku sih bisa ini ditempuh dengan jalan kaki sambil menikmati keseharian di sekitar.

Danau Toba International Cottage memiliki 108 kamar dengan tipe dan fasilitas yang beragam. Terdapat tipe Standard Room, Superior Room, Cottage Room, Family Room, dan President Suite. Masalah harga dijamin bersahabat disesuaikan dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan untuk kenyamanan kita. Seperti fasilitas wifi, AC, TV kabel, shower dengan air dingin dan panas, laundry, ruang keluarga, kolam renang, ruang sauna, taman, area merokok, fasilitas ruang rapat, dan keamanan 24 jam.

Nah, kebayang dong pas buka jendela pagi-pagi abis bangun tidur disambut pemandangan Danau Toba yang eksotis?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain