Langsung ke konten utama

Mengintip Pariwisata Tulungagung: Pantai Indah Popoh

Letak geografis Tulungagung yang berbatasan langsung dengan samudera Hindia di sisi selatan menjadikan kota Marmer ini memiliki bentang panorama pesisir yang mengagumkan. Salah satunya teluk Popoh. Berjarak kurang lebih 30 km dari pusat kota ke arah selatan, sepanjang perjalanan kita dapat menikmati pemandangan persawahan, pegunungan kapur, dan kemudian jalanan berkelok menyusuri hutan perbukitan sebelum sampai di lokasi pantai Popoh.


pengunjung bermain di tepian pantai | courtesy of Pendik Saputro




Memasuki kawasan wisata Pantai Indah Popoh ini kita akan dipungut retribusi sebesar IDR3,000/orang dan IDR1,000/kendaraan (motor).

Kawasan Wisata Pantai Indah Popoh sangat memungkinkan bagi para wisatawan, khususnya rombongan keluarga, untuk dapat menikmati waktu kebersamaan sembari berwisata. Anak-anak dapat bermain-main di playground area. Bagi penikmat hiburan musik, secara rutin dalam kurun waktu tertentu digelar pementasan panggung gembira. Penggemar pernak-pernik laut yang unik dapat memanjakan diri berbelanja di deretan kios penjaja souvenir dengan mengandalkan kemampuan tawar menawarnya. Keberadaan tempat pelelangan ikan (TPI) memungkinkan pengunjung untuk dapat membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan yang baru pulang melaut. Anda ingin pergi 'melaut' juga? Gunakan layanan berkeliling sekitar kawasan teluk Popoh menggunakan perahu bermesin berkapasitas 20 orang. Siapkan kocek IDR8,000/orang untuk turut serta dalam tur tersebut.


pantai popoh dari kapal yg perlahan meninggalkan tepian | courtesy of Pendik Saputro

kapal nelayan di depan TPI | coutesy of Pendik Saputro



Bosan dengan yang itu-itu saja, Anda dapat mencoba untuk sedikit berjalan mendaki bukit dan merasakan keindahan panorama luar biasa yang menjadi salah satu spot andalan wisata Pantai Indah Popoh ini. Laut bebas berbatu karang. Desiran angin, deburan ombak tinggi memecah karang, dan bentangan laut biru bertemu kaki langit di garis horizon akan memanjakan penglihatan Anda. Wisata alam yang merasuk hingga ke jiwa.



panorama batu karang laut bebas teluk Popoh | courtesy of Pendik Saputro

Komentar

  1. waduh, itu foto tahun berapa mas? hehe. sekarang sudah ndak seindah itu. kotor, sepi, amis. semenjak pengelolanya meninggal ( pemilik retjo pentung ), tempat ini ndak terurus. too bad..padahal bagus.

    aku aja yg orang besuki ndak pernah ke sana :).

    itu yang foto paling atas, sekarang sudah ndak ada lagi. kalau dulu orang masih bisa turun ke karang2 itu, sekarang pinggir2nya dah ditembok, airnya sudah natap tembok, ndak kliatan lagi karangnya. sekali lagi, too bad...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Niken,
      sebelumnya terima kasih sudah mampir :)

      anyway, menanggapi komentar Niken saya sampaikan bahwa postingan ini saya buat berdasarkan data dan fakta yang ada, yang kebetulan saya peroleh dari rekan saya yang pada LEBARAN IDUL FITRI 2012 kemarin mengadakan rekreasi keluarga ke Pantai Popoh. hal ini mengingat keberadaan saya yang sedang merantau untuk menuntut ilmu di luar kota -padahal ingin sekali memperkenalkan objek pariwisata Tulungagung melalui artikel blog, sehingga kecil sekali kesempatan saya untuk pulang ke Tulungagung dan datang berkunjung langsung ke Pantai Popoh.

      beberapa bulan lalu pun saya sempat mengunjungi Pantai Coro dan sempat sedikit mengintip Pantai Popoh -akses menuju pantai Coro melalui Retjo Sewu Pantai Popoh. meskipun pengelolaannya kini oleh pemerintah daerah (dulu sewaktu SMA saya pernah membuat karya tulis mengenai pariwisata Pantai Indah Popoh bersama teman-teman) tapi sepengetahuan saya hawa magis dan keindahan pantainya masih dapat kita nikmati. mungkin sekali waktu Niken bisa mampir ke Pantai Popoh mengingat tempat tinggal Niken yang cukup dekat dari lokasi tersebut. Saya akan menanti postingannya, sebagaimana saya menyukai postingan Niken yang lain, yang selalu update dengan hampir segala hal tentang Tulungagung.

      Ayo kita kenalkan potensi pariwisata Tulungagung kepada dunia :D

      terima kasih,

      Hapus
  2. nice blog!maybe we can follow each other if you want/ :)

    http://choccopost.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. with my pleasure :)
      but since i couldn't find the follow button on your site, so i added your site to my reading list first. is it okay?

      Hapus
  3. dulu waktu masih kecil, saya sering kesini sama keluarga. udah lamaa banget gak kesitu. lebih sering ke prigi

    BalasHapus
  4. eh, benarkah? Fahmi asli mana emang?
    weeee iya sih memang, belakangan orang-orang lebih memilih mengunjungi Prigi, dan anehnya masih saja menganggap Prigi itu termasuk wilayah Tulungagung :|

    tapi Popoh berangsur pulih kok setelah sempat 'terbengkalai', dan masih banyak juga pantai-pantai indah di Tulungagung yang masih alami, karena memang akses/medan menuju pantai-pantai itu masih susah. bisa dilihat di video yang ada di pojok atas halaman blog saya ini ya... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya asli blitar :D, tapi jarang pulang karena merantau ke pulau seberang~ kapan - kapan kalau pulang lama mau eksplore tulungagung dah~~

      Hapus
    2. siaappp, kabar-kabar aja kalo mau explore Tulungagung. kalo saya tidak bisa menemani bakal ada teman-teman komunitas yang handle :)

      Hapus
  5. Wow, celoteh backpacker dari tulungagung juga mas ?
    Keren wes posnya mempromosikan wisata lokal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. weh, Tulungagung juga mase? *salim*
      Ayo, promosikan Tulungagung :D

      Hapus
    2. *tos*
      Siap wes mas, matengin bahan dulu, hohoho
      Mampir ke blog saya juga yes :))

      Hapus
  6. Balasan
    1. woyadong! coba deh tonton video youtube di pojok kanan kiri atas blog ini :)

      Hapus
  7. Kami orang Blitar yang sering main ke tulungagung. menurut kami pariwisata di tulungagung memang keren.. obyek wisatanya keren dan sepertinya mendapat perhatian dari pemerintah. bener-bener bisa enjoy kalau maen ke tulungagung. G perlu kwatir tersesat kerena plang2nya lengkap. bahkan untuk candi kecil2 pun ada palngnya. salut buat tulungagung.
    monggo mampir blitar mas. di blitar juga banyak obyek yang keren. pantai n air terjunnya banyak, candinya tersebar dimana-mana. sensasinya akan beda dengan tulungagung kerena disini kebanyakan masih belum dikelola. sensasi petualangannya masih kental :D
    salam dari kami travellersBlitar

    BalasHapus
    Balasan
    1. SIAAAPPPP!!!!!
      pengen banget maen ke Pantai Tambak Blitar,
      oiya, saya rajin loh beli es drop Blitar, beruntung di swalayan sini jual es drop Blitar hehe

      terima kasih juga sudah mampir, saya lihat blog d'travellers ini juga sudah explore Tulungagung ya? terima kasih juga sudah bikin artikel-artikelnya, tapi ayodong jelajahi 'surga tersembunyi' Tulungagung, utamanya pantai-pantai di selatan yg masih perawan dan belum dibuka untuk umum :)

      Hapus
    2. okey mas sedang kita agendakan :D untuk pantai tersembunyi kita baru sampai pantai lumbung di pucanglaban. segera kita lengkapin deh

      Hapus
  8. haii. numpang nimbrung..
    eh.. ngomong2 mas yang punya blog ni anak TULUNGAGUNG juga?
    mm.. masih banyak lho tempat wisata disana yg bagus bagus.. pa lagi pantainya..
    contoh.. panatai sanggar.. mmm.
    oohh ya sebelahnya popoh, tepatnya timurnya laut bebas karang payung kan masih da tempatlagi.. kok gag d posting juga??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, iya nih CAH TULUNGAGUNG hehe
      Maret kemarin ALhamdulillah ada kesempatan buat mengunjungi pantai Ngalur dan pantai Sanggar.
      timur laut bebas? Maksudnya Pantai Coro? sudah ke Coro dua tahun lalu, waktu itu belum bikin blog ini, dokumentasinya cuma kamera hape Nokipret jadi kurang maksimal kalau dibikin postingan. hehe

      Hapus
  9. kita juga punya nih artikel mengenai 'pariwisata', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    PARIWISATA
    terima kasih

    BalasHapus
  10. Ooooooooeeeee, wisata popoh sebaiknya gk usah di promosikan lewat artikel blog, kalo belum di benahi seperti 17 th yg silam, semasa bpk sumiran direktur utama d PT Redjo pentung masih hidup
    Buat maluuuuuuuuuuuuuuuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba, kapan terakhir kali Anda mengunjungi pantai Popoh?
      saya harap Anda tidak hanya memprotes, tetapi juga memberikan kritik yang membangun. Terlebih lagi, pantai Popoh merupakan salah satu tujuan pariwisata di kota Anda, saya, kita.

      Untuk informasi, memang sejak meninggalnya bapak Sumiran sebagai pengusaha rokok Retjo Pentung yang juga pengelola PIP, Pantai Popoh bukan lagi menjadi primadona pariwisata. Bahkan belakangan ketika perusahaan rokok tersebut mengalami sengketa dan akhirnya ditutup, Pantai Popoh sempat terbengkalai dan kurang pantas untuk disebut sebagai tujuan pariwisata. Tapi kemudian pengelolaan Pariwisata Pantai Popoh diambil alih oleh Dinas Pariwisata Tulungagung yang kemudian 'menghidupkan' kembali potensi pariwisata Pantai Popoh, meskipun belum bisa sepopuler dulu. Jadi buat apa MALU?

      Hapus
  11. Ooooooooeeeee, wisata popoh sebaiknya gk usah di promosikan lewat artikel blog, kalo belum di benahi seperti 17 th yg silam, semasa bpk sumiran direktur utama d PT Redjo pentung masih hidup
    Buat maluuuuuuuuuuuuuuuuu

    BalasHapus
  12. terakhir saya ke pantai popoh thn 2011, menurut saya tempatnya kurang menarik karena bau amis benar-benar terasa di dekat kawasan pantai, padahal pemandangan lautnya indah sekali...sayang banget,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya pantai ya ada bau amisnya lah sedikit-sedikit, hehehe apalagi sudah difungsikannya TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Kalau nggak mau bau amis, mungkin bisa sedikit trekking ke bagian laut bebasnya untuk melihat Karang Payung yang fenomenal dengan pemandangan lautan tak bertepi juga deburan ombak besar yang memecah karang ;)

      Hapus
  13. jadi bagusan mana yaa prigi ama coro? atau ada recommend lagi daerah tulungagung kami stay didaerah kediri. kami dari jakarta. terima kasih mohon infonya yaa Sam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sorry for very late reply.
      kalo soal akses lebih gampang Prigi, Trenggalek.
      Tapi soal 'keperawanan' masih lebih 'perawan' Pantai Coro, ada juga Pantai Sanggar, Pantai Ngalur :)

      Hapus
  14. Ke-indahan Segoro Popoh Tulung ing Agung merupakan pantai utama Kerajaan Medang Kemulan pada jaman Prabu Airlangga Warmadewa, sehingga setiap ada ritual segoro Kerajaan selalu menggunakan Segoro Popoh, shg pantai ini menjadi daya tarik utama pariwisata Kab Tulung Agung jika berniat melestarikan dengan baik. Pantai ini menjadi pusat perjalanan suci para orang-orang suci jaman itu & salah satunya Mpu/Rsi/Pandito Beradah dan juga para penguasa laut termasuk Penguasa Laut Selatan yang sangat bijaksana & mengharapkan pantainya dijaga indah, bersih & tdk suka digunakan untuk niat & perbuatan yg diharamkan Tuhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang salah satu daya tarik Pantai Popoh adalah mempunyai latar belakang kisah sejarah yang luar biasanya.
      nice info gan!
      terima kasih sudah mampir :)

      Hapus
    2. kemaren saya kesana gan, dapet info kalau besok ada acara adat larungan. kurang lebih pagi deh jam 8 pagi udah sampai sana.

      Hapus
    3. besok minggu ini gan tgl 17. sorry kurang ketik. hehe

      Hapus
  15. Alhamdulillah sekarang pantai popoh, pantai sidem, pantai coro sudah mulai dikelola kembali, bahkan hari minggu yang lalu saya iseng maen kesana ketemu sama bule, saya tanya" sama bulenya katnya dia dari argentina, dia baru aja dari pulau bali, setelah cari" postingan di web tentang wisata pantai selatan dia ingin nyoba main di popoh, akirnya dia memutuskan pergi ke pantai popoh. Sekarang sudah mulai dikembangkan kembali, kios" sudah mulai dibuka kembali, di pantai sidem dulu gak pernah ada signal, kemarin minggu tanggal 20-april-2014 saya kesana signal udah ada. Dan pantai sidem yang dulu kotor sekarang lebih bersih dan terawat. Karna saya asli dari bandung tulungagung jd ya sering main kesana. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Alhamdulillah kalau kembali dihidupkan kembali Pesona Pantai Popoh nya... semoga ke depan bisa jadi primadona pariwisata tulungagung lagi. aamiin

      nice share :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain