Langsung ke konten utama

New Year's Eve

31 Desember 2011
 
Waktu bergulir seiring perputaran jarum jam, hingga tak terasa sampailah kita di penghujung tahun 2011 ini. Tentu banyak hal yang telah mewarnai sepanjang perjalanan hidup kita setahun belakangan. Coba sejenak tengok ke belakang. Apa yang telah kita perbuat selama setahun ini?

Resolusi. Satu tahun yang lalu, dalam kesempatan yang sama, tak sedikit yang mengumandangkan semangat perubahan untuk menghadapi tahun yang baru. Bagaimana evaluasi atas pencapaian dari realisasi janji kita itu? Hm, cukuplah menjadi renungan kita masing-masing. Esok akan kita sambut mentari di tahun yang baru. Kembali kita mengusung semangat baru untuk menjalani kehidupan kita yang lebih baik lagi setahun ke depan.


3 jam menuju pergantian tahun... 

21.00
Malam ini saya bersama dua rekan kuliah saya, Ma'arif dan Bagir, berencana untuk melewatkan malam pergantian tahun bersama. Tak ada acara barbecue atau semacamnya. Bahkan terompet pun kami tidak punya. Kami hanya mengagendakan makan bareng di sebuah tempat makan cepat saji di bilangan Bintaro sektor 9. Dan sekitar pukul 21.00 saya telah sampai di kosan Ma'arif. Sambil menunggu kedatangan Bagir,  Ma'arif memperlihatkan saya beberapa video advertisement dari perusahaan yang bergerak di bidang dokumentasi pernikahan yang menawarkan fresh concept dalam mengabadikan salah satu moment penting dan terindah dalam hidup. "...we wanted to also give a little extra effort in capturing their biggest day and summarizing it into a clip that they could enjoy in the evening." -setidaknya begitu kata-katanya yang bisa saya kutip.

Saya cukup terkagum dengan apa yang saya tonton hingga terhanyut dalam suasana yang suatu saat nanti akan tiba dan menjadi peristiwa penting dalam sejarah kehidupan saya. Eits, namun bukan berarti menikah menjadi salah satu resolusi saya untuk tahun 2012 ini loh...hehe

21.30
Setelah Bagir datang menyusul, segera kami bertiga berjalan beriringan menuju arah gerbang depan kampus untuk menunggu angkot yang akan mengantarkan kami ke lokasi yang telah kami rencanakan. Begitu sampai, rumah makan cepat saji itu terlihat penuh sesak oleh pengunjung. Rupanya tak hanya kami yang hendak melewatkan malam pergantian tahun di sana. Beruntung kami masih mendapatkan meja kursi kosong di sudut lain ruangan.

Kami pun bergantian meramaikan antrian yang memanjang di depan kasir untuk mengorder menu. Sementara yang satu mengantri, yang lain menjaga barang dan tempat duduk kami. Begitu memperoleh order masing-masing, kami bersantap bersama sembari berbincang ringan dan sesekali meminta Ma'arif yang telah mengalungkan kamera di lehernya untuk mengabadikan moment kebersamaan kami ini.

 
 



Lumayan kenyang juga usai melahap habis menu order kami berupa paket nasi ayam, beef burgerFrench fries, juga spaghetti serta softdrink sebagai penghilang dahaganya. Biar dikata junk food juga nggak apa-apa deh, penting perut keisi terlebih lagi nilai kebersamaan kami ini :)


Di sekitaran kami banyak pasangan muda-mudi, segerombolan pemuda satu rekanan, ataupun keluarga yang membawa serta buah hatinya sambil menenteng-nenteng terompet dan sesekali meniupnya. Wah, sudah pada siap nih buat menyambut datangnya tahun baru.


Biarpun nggak ada niatan selebrasi dari kami secara pribadi, namun kami juga tak mau ketinggalan euphoria pergantian tahun yang akan berlangsung beberapa saat lagi. Bermodalkan kamera milik Ma'arif kami bermaksud untuk menangkap saat-saat di mana kebyar cahaya dari kembang api yang bertebaran di langit malam sejak sore tadi. Entah bagaimana, Ma'arif pun mengusulkan untuk mendirikan tripod kaki-kaki penyangga kamera di pinggiran trotoar depan rumah makan cepat saji ini. Ma'arif cukup dibikin berkeringat mengatur segala bentuk teknik dan sudut pengambilan gambar agar dapat menghasilkan jepretan yang maksimal. Alih-alih berhasil menangkap ledakan-ledakan kembang api yang membahana di angkasa sana, malah kami iseng bikin video ucapan tahun baru karena kebetulan saat itu telah memasuki detik-detik pergantian tahun. Lumayan lah, buat seru-seruan di pinggir jalan, di mana lalu lintas tengah ramai dan beberapa orang berlalu lalang di sekitar kami.


00.00

Happy New Gear!

Tet...tet...tet... Duaarrr! Duar! Duar!

1 Januari 2012

Serentak orang-orang di sekitar kami meniup terompetnya diikuti ledakan kembang api bersahutan di sana-sini sebagai tanda berlalunya tahun 2011 dan memasuki tahun baru, 2012. Kami yang tengah asyik membuat rekaman, turut serta meneriakkan luapan kebahagiaan menyambut lembaran baru yang akan kami isi dengan warna-warna berbeda sesuai visi dan misi resolusi yang telah kami siapkan di sini (meletakkan tangan di dada). Sempat juga dibikin heran saat muda-mudi yang berjalan bergerombol menyapa kami sambil berteriak "Happy New Year, bro..." dan lalu berikutnya sebuah mobil berpenumpang penuh berisi ABG labil melaju kencang dan putar balik di jalanan dekat kami berdiri sambil meneriaki kami ucapan selamat tahun baru juga.


Pergantian tahun baru adalah bagaimana kita menyikapi kehidupan kita sendiri untuk dapat berbuat lebih baik lagi. Tanpa meniup terompet ataupun menyalakan kembang api pun kita masih tetap dapat berkarya dengan apa yang kita punya. Selamat datang tahun yang baru, semoga dapat kita temui banyak hal baru, pengalaman baru dengan semangat baru tentunya. Tak perlu mengumbar resolusi, cukup buktikan pada diri bahwa kita bisa mengusahakan yang terbaik dalam mengisi lembar baru kita di tahun ini :)



--------------------------------------------------------------------------------

*tak terasa,begitu asyiknya kami bermain dengan kamera, jam telah menunjukkan pukul 01.15. Kami pun segera menyudahi aksi dan menghampiri taksi yang tengah mangkal di depan rumah makan cepat saji ini lalu melaju membelah malam mengantarkan kami kembali pulang. Namun akhirnya kami bertiga menginap di kosan Bagir. Saat saya menyelesaikan tulisan ini (03.58), saya masih terjaga di depan laptop Bagir, sementara Bagir sendiri tidur lebih dulu karena saat pagi menjelang nanti dia minta dibangunkan untuk belajar menghadapai ujian bahasa Arab jam 08.00 nanti -belakangan lewat pukul 06.00 Bagir belum juga mau beranjak dari tempat tidurnya dan ketika bangun dia memutuskan untuk bolos saja. Ma'arif semula yang hendak menemani saya begadang pun akhirnya menyerah pada kantuknya. Hm, saya segera menyusul ke alam mimpi sajalah kalau begini... Eh ingat ya, kalau nulis tanggal sekarang udah tahun 2012 loh :D

Komentar

  1. ga kuat bero bacanya semua. happy new year dah. hehe
    salam kenal yak masbero.
    blogger stan

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum...
    Salam Blogger STAN

    Numpang lewat...:D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain