Langsung ke konten utama

THE BILLIONAIRE : So I am!

"Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah. Bila menyerah, selesai sudah." - TOP Ittipat

About the movie:

Directed by: Songyos Sugmakanan
Cast: Peach Pachara Chirathivat, Walanlak Kumsuwan, Somboonsuk Niyomsiri
Duration: 120 min
Sinopsis:
Saat usia 16, dia adalah pencandu game online. Saat usia 17, ia putus sekolah untuk menjadi penjaja kacang. Saat usia 18, keluarganya bangkrut dan meninggalkan hutang sebesar 40 juta Baht. Saat usia 19, dia menciptakan cemilan rumput laut 'Tao Kae Noi' yang dijual di 3.000 cabang 7-Eleven di Thailand. Kini, di usia 26, ia adalah produsen cemilan rumput laut terlaris di Thailand, berpenghasilan 800 juta Baht per tahun dan mempekerjakan 2.000 staf. Namanya Top Ittipat, dan ini adalah kisah nyata hidupnya yang luar biasa.



Saya hanya ingin mengutarakan pendapat saya pribadi mengenai film ini dengan menceritakannya kembali secara garis besar. Hm, film ini jauh lebih bagus dari apa yang saya bayangkan. Saya benar-benar terhanyut dalam ceritanya. Terlebih dramatisasi yang sedemikian rupa benar-benar mengharubiru perasaan saya. Penokohan TOP, diperankan oleh Peach yang sebelumnya juga melakoni peran Koong/Kae di Suckseed, begitu menjiwai. Kemauan kerasnya untuk mengusahakan apa yang ia yakini sungguh patut diacungi jempol. Bahkan di usianya yang masih muda dengan problematika yang bisa dikatakan cukup menguras hati, tenaga dan pikiran, Top dengan segala daya upayanya dia lakukan untuk membuktikan bahwa dia bisa.


Ketika kamu menyukai sesuatu hal tekunilah, niscaya kau dapati kepuasan hati atau bahkan lebih dari itu. Top sangat menggandrungi game online. Bermain game memang candu dan dapat menyita hampir sebagian besar waktu hidupnya. Namun, ketika dari permainan yang dianggap 'menjerumuskan' itu dapat menghasilkan uang dalam jumlah banyak, saya pun kembali berpikir. Sering kita dengar "hidup adalah pilihan". Layaknya istilah opportunity cost dalam ilmu ekonomi, Top yang memilih untuk menyalurkan hobinya bermain game tiba-tiba bisa menghasilkan uang ratusan ribu Bath dari 'jual beli senjata' bagi creatures dalam permainannya. Top pun bisa beli mobil dengan uangnya sendiri, namun Top tidak lulus ujian masuk universitas dan hubungan dengan kedua orang tuanya merenggang. Kembali lagi, hidup adalah pilihan.

Sampai suatu ketika 'sumber penghidupan'nya itu terhenti. Akses game online-nya terblokir. Top yang merasa gengsi memakai uang ayahnya untuk melanjutkan sekolahnya mencoba peruntungan dengan berbisnis DVD player bermodalkan sisa tabungannya dari uang game online tadi. Dewi Fortuna belum berpihak padanya. Top tertipu. Namun Top masih tetap semangat untuk mencoba peruntungan lain, berjualan Cestnut. Sebelum benar-benar membuka usaha kacang cestnut-nya, Top melakukan semacam penelitian dengan banyak belajar dari berbagai pedagang cestnut agar dapat memproduksi cestnut yang enak. Ketika percobaan kacang cestnut-nya berhasil dia pun langsung membuka gerai cestnut di pusat perbelanjaan. Lagi-lagi Dewi Fortuna belum menunjukkan kemunculannya, di awal penjualannya begitu sepi pelanggan. Hebatnya, Top yang dipenuhi rasa keingintahuan akhirnya mulai belajar bagaimana seorang pedagang bissa ramai dikerubuti pengunjung. Tak lama, penjualannya pun meningkat dan tanpa pikir panjang, Top membuka cabang gerai cestnut di banyak tempat lain. Masalah datang lagi, ketika gerainya harus ditutup karena asap dari mesin penggoreng cestnut dinilai mengotori dan merusak properti pusat perbelanjaan tempatnya berjualan serta mengganggu kios pedagang yang lain. Dan keadaan diperburuk dengan pemberitahuan dari kedua orang tuanya agar mengakhiri usahanya itu dan kembali fokus ke sekolahnya saja serta terkakhir diajak ikut orang tuanya pindah ke Cina bersama dengan saudara (dua kakaknya) Top yang sudah lebih dulu tinggal di sana karena kedua orang tuanya terlibat hutang 40 juta Bath.

Top menolak. Top ingin membuktikan bahwa dia bisa. Jalan lain pun terbuka. Saat berkendara bersama kekasihnya, Top mendapat ide untuk berdagang camilan rumput laut, seperti yang dibawa oleh kekasihnya itu dari Rayong. Bersama pamannya yang menemani Top di rumahnya yang menjadi sitaan Bank, Top membeli banyak rumput laut untuk dijadikan camilan rumput laut sebagaimana rencana komoditi penjualannya. Lebih dari puluhan ribu Bath dihabiskan namun Top dan pamannya belum juga menemukan metode penggorengan rumput laut agak menjadi camilan yang enak seperti yang dia makan di mobil bersama kekasihnya tempo hari. Paman Top mulai putus asa, tapi tidak dengan Top. Top merelakan semua barang miliknya dia jual untuk kembali membeli rumput laut agar bisa menguji cobanya lagi demi menemukan metode penggorengan yang benar. Hingga sampai pada bungkusan terakhir rumput laut yang hendak diuji cobanya, akhirnya dia berhasil menemukan cara menggoreng rumput laut itu agar menjadi camilan yang enak. Usahanya kembali bergeliat.

Kekasihnya ingin Top kembali ke sekolah. Namun tetap saja Top tak bisa meninggalkan usaha yang dirintisnya dengan susah payah dan sangat dicintainya itu. Diapun melepaskan kekasihnya untuk pergi.



"Layaknya hukum rimba. Kamu akan sukses ketika kamu percaya kamu menjadi orang sukses. Kamu akan kaya ketika percaya kamu menjadi orang kaya."

Sedikit pelajaran yang diingatnya dari bangku sekolah yang mengajarkannya teknik marketing. Sampai Top terinspirasi untuk mengembangkan usahanya dengan menjual produknya ke 7-eleven. Awalnya produk Top ditolak mentah-mentah karena pengemasan produknya yang kurang ergonomis.Akhirnya Top berusaha untuk melakukan desain ulang atas produknya dan akhirnya berhasil disetujui untuk diperdagangkan melalui 7-eleven. Top pun menjadi pengusaha termuda yang sangat sukses. Utang kedua orang tuanya pun berhasil dia lunasi setelah 2 tahun usaha camilan rumput lautnya diperjualbelikan di 7-eleven.

Mungkin sedikit cerita dari saya ini masih belum bisa menggambarkan betapa berkerasnya seorang Top untuk mewujudkan apa yang diyakininya bahwa dia bisa. Namun di sini yang ingin saya bagi adalah semangat Top yang pantang menyerah dan terus bangkit saat keadaan seringkali memaksanya untuk jatuh. Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Daya gunakan apa yang telah kita punya untuk mengusahakan apa yang kita cita-citakan.

berani bermimpi, meyakini, dan menjadikan mimpi itu nyata. keep fighting!

Komentar

  1. ecieee, bebek, ini blog baru lo yaaah? :D

    BalasHapus
  2. justru ini blog lama bek. artikel yang dulu-dulu gue 'bersihin'. jadi blog gue ini ibaratnya di upgrade dari 21 ke XXI hihi, thanks

    BalasHapus
  3. iyaaa very recommended movie nih, hihi :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain