Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

One Day (literally a day) in Penang

"...saat ini kita berada pada ketinggian 38.000 meter di atas permukaan laut...", kapten pesawat memberikan informasi penerbangan melalui pengeras suara yang membahana di sepanjang lorong kabin. Perjalanan ke Penang kali ini terasa berbeda. Para penumpang kebanyakan kakek-nenek, rombongan keluarga, dan (sepertinya) tenaga kerja Indonesia juga. Penang memang dikenal sebagai salah satu medical tourism destination . Jadi, tidak mengherankan bila kebanyakan orang di dalam pesawat ini melakukan perjalanan ke Penang untuk menjalani pengobatan atau sekadar medical check-up . Kami tertarik berkunjung ke Penang sama sekali bukan karena motif medis. Belakangan popularitas Penang meningkat karena menurut beberapa sumber media informasi menyebutkan bahwa Penang merupakan surga kuliner Asia. Para pelancong yang jalan-jalan ke Penang juga demikian rajin mengunggah potrait makanan/minuman yang mereka jepret sesaat sebelum mereka menyantapnya -aktivitas yang menjadi tren dunia

behind the scene: Penang Trip

Warning: tulisan ini mengandung unsur konyol yang semoga bisa dijadikan pelajaran Prolog: "Hai, perkenalkan namaku Novita", seorang perempuan -yang menurutku berumur 20-an akhir atau 30-an awal- menyapa ramah sembari mengulurkan tangannya. "Happy", balasku menjabat tangannya dengan menyebutkan namaku. Menurutku ini awal yang cukup baik untuk memulai perjalanan kali ini. Sapaan hangat itu aku dapatkan dari penumpang yang kebetulan satu baris tempat duduk denganku di dalam pesawat. Dia telah lebih dulu menempati kursinya dekat jendela. Aku yang datang belakangan masih berdiri di gang sempit kabin pesawat melongok ke dalam bagasi di atas tempat duduk kami. Seorang perempuan lain tampak susah payah mengatur letak travel bag-nya di sana. Saya mencoba membantu. Mungkin dari hal kecil itu, Novita menyapaku. Rupanya perempuan yang ku bantu tadi adalah teman seperjalanan Novita. Perempuan itu duduk di tengah, saya menggenapi tiga tempat duduk dalam satu bar

Mengintip Pariwisata Tulungagung: Pantai Indah Popoh

Letak geografis Tulungagung yang berbatasan langsung dengan samudera Hindia di sisi selatan menjadikan kota Marmer ini memiliki bentang panorama pesisir yang mengagumkan. Salah satunya teluk Popoh. Berjarak kurang lebih 30 km dari pusat kota ke arah selatan, sepanjang perjalanan kita dapat menikmati pemandangan persawahan, pegunungan kapur, dan kemudian jalanan berkelok menyusuri hutan perbukitan sebelum sampai di lokasi pantai Popoh. pengunjung bermain di tepian pantai | courtesy of Pendik Saputro

Meninggalkan UAS demi Traveling

WARNING: Cerita berikut murni spontanitas yang sebaiknya dihindari Aku berpacu dengan waktu. Jemari yang mengayunkan pena terus menggores sekuat tenaga mengalirkan kata yang bersumber dari kepala. Aku merasa buta. Kapan harus mengakhirinya. Pukul 10 kami telah berjanji. Meninggalkan ruang ujian untuk bertemu di parkiran. "Hey, jam berapa sekarang?", aku berbisik ke meja sebelah. "Entahlah, aku pun tak yakin apakah arlojiku ini memiliki keakuratan waktu yang tepat", jawabnya sembari menyunggingkan senyum kecil. Huh, aku sedang tidak ingin bercanda kawan.

Family Trip goes to Pacitan: Goa Gong

Daerah Pacitan merupakan dataran yang dikelilingi oleh rangkaian pegunungan kapur. Perjalanan menuju Pacitan pun diwarnai pemandangan bebatuan alam di kanan kiri jalan. Akses menuju Pacitan via Ponorogo akan terasa menarik karena jalanan yang berkelok dengan tanjakan dan turunan seakan tiada habisnya mengiringi roda kendaraan menyusuri sungai berbebatuan granit besar berserakan yang berada di antara gunung-gunung. Pacitan berjuluk Kota 1001 Goa. " Di Pacitan ini sebenarnya banyak sekali goa-goa yang indah. Hanya beberapa goa yang berhasil dibuka untuk umum sebagai objek wisata. Sementara Goa yang lain masih 'tersembunyi' karena medannya cukup sulit dijangkau ", tutur Tante Sri menerangkan.

Family Trip goes to Pacitan: Alun-Alun Pacitan

Alun-Alun kota menjadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi ketika kita menyambangi kota tertentu. Selain difungsikan sebagai kawasan hijau kota, taman yang satu ini umumnya menjadi tempat rekreatif bagi para warga karena letaknya di tengah kota yang pada sejarahnya merupakan pusat kegiatan masyarakat. courtesy of Eden's collections Sebagaimana tipikal Alun-Alun Kota di Indonesia, di sisi barat terdapat Masjid Agung atau Masjid Jamek. Begitu halnya dengan Alun-Alun Kota Pacitan. Siang itu ketika sampai kawasan kota jam menunjukkan pukul 11.30 WIP (Waktu Indonesia bagian Pacitan) #krik. Karena Ibu yang dipercaya sebagai penunjuk jalan mendadak hilang arah, jadilah mobil diarahkan memasuki halaman Masjid Agung Alun-Alun Pacitan dengan pertimbangan waktu shalat Jumat akan dimulai.

Family Trip goes to Pacitan: Pantai Teleng Ria

Pantai menjadi salah satu tujuan wisata yang dinilai dapat menyegarkan pikiran. Siapa yang tak akan merasa bahagia ketika memandang ke laut lepas sambil menikmati semilir angin seiring deburan ombak. Pantai Teleng Ria berjarak 5-10 menit perjalanan atau sekitar 3,5 km dari pusat kota Pacitan. Kondisi geografis kota Pacitan yang berada pada dataran rendah dikelilingi jajaran pegunungan dan berbatasan langsung dengan samudera Indonesia di sebelah selatan memudahkan kita untuk menjangkau pantai tersebut tanpa melalui perjalanan dengan medan jalan pegunungan yang berkelok. Jadi bisa dikatakan Teleng Ria merupakan sebuah teluk dengan hamparan pasir luas yang diapit pegunungan.

Family Trip goes to Pacitan: Rumah SBY

"Presiden Juga Manusia Biasa" Masih dalam suasana lebaran kali ini (31/8) saya dan keluarga berkesempatan untuk bersilaturrahmi mengunjungi rumah seorang tokoh nomor satu di Indonesia, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa dikenal dengan sebutan SBY. Rumah tersebut merupakan tempat tinggal SBY dari masa kanak-kanak hingga remaja yang terletak di Lingkungan Blumbang, Kelurahan Ploso, Kecamatan/Kabupaten Pacitan (sekitar 5 menit dari pusat kota).

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Backpacking Thailand: Rose of The North

4 Maret 2012 Part 1:   Good Morning Chiang Mai Cahaya fajar menyambut kedatangan kami di kota berjuluk Rose of the North ini. Chiangmai memiliki arti 'Kota Baru'. Disebut demikian karena Chiangmai merupakan kota tua yang dulunya menjadi ibukota Kerajaan Lanna, imperium yang disebut-sebut sebagai cikal bakal bangsa Thai. Lokasinya berada di tengah kawasan pegunungan Thailand Utara sekitar 700 km dari pusat kota Bangkok. Tak heran bila hembusan angin sejuk begitu terasa, terlebih lagi kala musim dingin tiba.

dipepet preman

10 Juli 2012 Di dalam metro mini 71 arah Blok M. Masuklah segerombolan pemuda (anak jalanan) yang hendak mengumpulkan rupiah dengan mengharapkan belas kasihan dari para penumpang.

Unforgettable Journey with Trinity Traveler

25 Mei 2012 Prolog: Entah mimpi apa saya semalam. Bisa-bisanya saya sekarang sedang duduk berbincang ringan bersama Trinity The Naked Traveler dalam satu meja makan... ***

Backpacking Thailand: Intercut Short Stories IV

Arai wa?! (Part 2) (End) 3 Maret 2012 #cerita sebelumnya ( klik! ) Mata saya lekat melihat keluar jendela. Sementara kereta api yang meluncur tak begitu kencang, semakin membuat saya menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan -atau malah menjadi bosan dan terjerembab lamunan? Kalau saya perhatikan suasana pemukiman nya tak jauh berbeda dengan keadaan di Indonesia. Ah, saya jadi merindukan rumah. Angin merasuk ke dalam ruang seiring laju kereta api. Berhembus menyapa kami dan bangku-bangku kosong yang belum terisi penumpang, termasuk bangku di hadapan kami. Cahaya matahari yang menembus melalui jendela sedikit menyilaukan pandangan saya. Beberapa penumpang lain yang mengalami hal sama, menaikkan tabir penutup jendelanya. Saya memilih untuk bertahan, karena lubang jendela inilah satu-satunya sumber hiburan bagi saya untuk membunuh waktu dalam perjalanan panjang menuju Thailand utara yang baru saja dimulai...

Backpacking Thailand: Intercut Short Stories III

Arai wa?! 3 Maret 2012 "Nam yen kha... gujes..gujes... Nam yen kha... gujes..gujes..." Begitulah suara asongan yang mondar-mandir menawarkan minuman dingin di dalam gerbong diselingi suara derap laju kereta api. *nam = minuman; yen = dingin #LearnThai Saya dan Indra sedang dalam perjalanan dari Bangkok menuju Chiang Mai. Kami mengendarai si kuda besi sebagai moda transportasi. Jangan dibayangkan kami tengah guling-guling di atas matras empuk sleeper train -jenis kereta api yang direkomendasikan untuk para traveler yang menempuh perjalanan jarak jauh. Karena masih dalam masa penghematan, kereta api express kelas tiga tentu menjadi pilihan. ***

Festival Bau Nyale

Mengapa saya ingin pergi mengunjungi Lombok? Sejauh yang saya ketahui tentang pesona wisatanya, Lombok menawarkan keindahan pantai Senggigi yang tersohor sebagai primadona di bagian barat pulau ini. Bila mau    bergeser lebih ke barat lagi, di sana terdapat pulau-pulau kecil bernama depan Gili dengan pantai-pantainya nan eksotis. Membawa kita seperti berada di surga katanya. Belum lagi keberadaan gunung api tertinggi kedua di Indonesia, Gunung Rinjani, yang menaungi dengan kabut magisnya. Jangan lupa untuk menyambangi Segara  Anakan, danau di ketinggian 2000 mdpl di tengah Gunung Rinjani. Lombok memang mempunyai panorama alam berupa pantai dan gunung yang spektakuler. Namun, satu hal yang menggelitik keingintahuan saya. Festival Bau Nyale. Tradisi perburuan cacing yang saya ketahui dari mata kuliah Budaya Nusantara. Upacara Bau Nyale sendiri merupakan ritual adat yang diyakini dapat mendatangkan kesejahteraan. Masyarakat pun beramai-ramai turun ke pantai pada dini hari untuk menan

Backpacking Thailand: Intercut Short Stories II

M.B.K "Menunggu Berharap Kepastian" 3 Maret 2012 "ku akan menanti... meski harus penantian panjang..." Seringkali saya menghibur diri dengan mendendangkan potongan lirik dari single pertama Nikita Willy tersebut di kala saya harus menunggu. Mungkin terdengar aneh. Tapi setidaknya saya bisa meyakinkan diri sendiri untuk bersabar hingga apa yang ditunggu tiba. ***

Backpacking Thailand: Intercut Short Stories I

50/15 3 Maret 2012 Ini adalah salah satu perjalanan impian saya. Saya tidak boleh menyerah pada keadaan begitu saja... M emasuki hari keempat penjelajahan kami di Thailand secara jujur saya katakan bahwa... kami masih ragu untuk melangkah. Ya, masalah finansial menjadi isu utama. But, show must go on dude... Apa yang tengah kami hadapi merupakan pembelajaran sangat berharga. Sebuah tantangan yang mungkin memang selalu dihadapi oleh traveler on budget macam kami ini. Yap! Pagi itu kami masih saja bermalas-malasan di atas kasur. Mager ... (males gerak) banget! Entah karena kecapaian atau memang tak ingin rasanya menjalani hari dan menghadapi kenyataan. Ayolah, jangan bertindak bodoh! Seperti kata Trinity, “worrying gets you nowhere!” Karena dikejar jadwal check out maksimal jam 11 siang, jadilah kami akhirnya beranjak dari kasur dan bergantian pergi mandi juga membereskan backpack kami. Sebelum jam 11 kami pun sudah meninggalkan penginapan. What's next?

Backpacking Thailand: when culture and modernization coexist in harmony

2 Maret 2012 Part 3:   love to make a friend Adegan tokoh vilain yang tengah memukuli seekor kucing hitam mencuri perhatian saya. Saya sedang menonton tayangan serial "Lakorn" Thailand atau biasa disebut dengan sinetron di Indonesia. Rasa ingin tahu saya mengenai kelanjutan ceritanya membuat saya tidak berganti saluran televisi. Begitu si kucing malang terkapar tak berdaya usai dipukuli, perempuan berparas cantik namun antagonis itu pergi dan menghilang di balik pintu. Lalu tanpa terduga, tokoh perempuan lain yang tak kalah cantiknya datang menghampiri dan langsung menangis sedih melihat keadaan si kucing tadi. Saya atau bahkan Anda pun saya rasa mengenali aktris yang satu ini. Pemilik nama lengkap Pimchanok  Leuvisadpaibul, atau yang biasa disapa Baifern, adalah pemeran Nam dalam film komedi romantis Thailand "Crazy Little Thing Called Love" yang sempat happening banget di seantero tanah air Indonesia dan pastinya berhasil membuat banyak pria jatuh hati

Jakarta Songkran Festival

Songkran Festival, merupakan sebuah perayaan tahun baru tradisional Thailand yang diperingati setiap tanggal 13-15 April di Negeri gajah Putih tersebut. Yang menarik adalah acara perang air! Baik penduduk lokal maupun turis, membaur menjadi satu turun ke jalanan dan saling menyiramkan air satu sama lain sambil berkejaran juga ditingkahi gelak tawa yang memancarkan keceriaan. Bahkan siapapun yang lewat tak lepas dari serbuan. Basah-basah deh! haha Tapi, biarpun diserang air sampai basah, nggak ada yang boleh marah loh ya... Karena melemparkan air di sini memiliki maksud sebagai bentuk penghormatan kepada sesama, di mana air tersebut sebagai media penyucian diri dalam menyambut tahun yang baru. Let's get wet! Wah, pemberitaan di media pada tanggal 13 April kemarin mengenai perayaan Songkran di Thailand bikin geregetan gemes sendiri ingin turut serta menikmati kemeriahannya. Tapi ya masa harus pergi ke Thailand? Hm... jawabannya, ENGGAK! Kita bisa seru-seruan perang air tanpa har

snapshot!

Setiap perjalanan memiliki jalan cerita tersendiri. Bukan hanya sekadar berjalan-jalan untuk menyegarkan pikiran. Ada banyak peristiwa tak terduga yang akan terjadi. Ada banyak hal-hal baru yang akan ditemui. Senyum terkembang mana kala mencapai tempat tujuan sampai tawa cekikikan karena mengalami hal konyol di jalan, adalah suatu kenikmatan tersendiri. Berikut beberapa potret diri saya saat ' nggembel ' ke Thailand beberapa waktu lalu. Semoga menghibur, terlebih jika bisa menginspirasi... hehe just check it out!

Backpacking Thailand: when culture and modernization coexist in harmony

2 Maret 2012 Part 3: just keep moving on "Kompleks wat/temple ini mempunyai nama resmi Wat Phra Chettuphon Wimon Mangkhlaram Ratchaworamahawihan (วัดพระเชตุพนวิมลมังคลารามราชวรมหาวิหาร), atau lebih dikenal dengan sebutan Wat Pho (วัดโพธิ์) The Reclining Buddha , adalah Candi Buddha Distrik Phra Nakhon , Bangkok , Thailand , terletak di distrik Rattanakosin secara langsung berdekatan dengan Grand Palace . Wat Pho juga dikenal sebagai tempat lahirnya Thai traditional massage. " - Wikipedia *** Begitu melewati pintu keluar Grand Palace kami mempercepat langkah menyusuri trotoar sepanjang dinding pagar istana searah dengan jalan yang menuju Wat Pho. Siapa yang tidak ingin melihat The Reclining Buddha ? Patung Buddha tidur dalam ukuran raksasa!

Backpacking Thailand: when culture and modernization coexist in harmony

2 Maret 2012 Part 2: ...and the show must go on! Ini adalah salah satu perjalanan impian, janganlah keterbatasan ini menghentikan kaki melangkah. Saya terus mencoba menyemangati diri sendiri. Ah, sudahlah biarkan semua mengalir adanya. Justru inilah seni dan tantangan yang harusnya dinikmati dan akan menjadi cerita nanti. Sisa bekal perjalanan Phuket-Bangkok menjadi pengganjal perut untuk sarapan kami -hemat, beb! Sepagian kami menghabiskan waktu untuk tiduran mengistirahatkan badan sembari menikmati tayangan televisi. Hari beranjak siang, sementara Indra pergi mandi, saya masih rebahan di kasur sambil terperanjat memandang layar kaca yang memvisualisasikan sosok Raja Bhumibol Adulyadej sebagai figur pemimpin yang mengayomi rakyatnya. Meskipun sang narator membawakannya dalam bahasa Thai, namun dari apa yang saya lihat jelaslah tergambar betapa besar kecintaan masyarakat Thailand terhadap rajanya. Tanpa sadar, saya pun turut melambaikan tangan kepada Sang Raja #awkwardmom

Backpacking Thailand: when culture and modernization coexist in harmony

2 Maret 2012 Part 1:   Welcoming Messed Up Bangkok in the morning | source: Google We could just go home right now Or maybe we could stick around For just one more drink, oh yeah... Get another bottle out Lets shoot the breeze Sit back down For just one more drink, oh yeah... Here's to us Here's to love All the times That we messed up Here's to you Fill the glass Cause the last few days Have gone too fast So let give em hell Wish everybody well Here's to us... Here's to us... Stuck it out this far together Put our dreams through the shredder Let's toast cause things got better And everything could change like that And all these years go by so fast But nothing lasts forever Here's to us Here's to love All the times That we messed up Here's to you Fill the glass Cause the last few nights Have gone to fast If they give you hell Tell em to forget

Backpacking Thailand: Pearl of the Andaman Sea

"Good men  go to heaven , Bad men go to Patong" kami adalah pria baik-baik yang ingin mengunjungi keduanya ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 1 Maret 2012 Ini pagi pertama saya di Thailand. Pukul enam masih saja gelap layaknya masih pukul lima. Usai menunaikan subuh, saya mulai sibuk mempersiapkan perencanaan untuk perjalanan hari ini bermodal peta dan brosur yang saya peroleh dari bandara kemarin. Sementara Indra yang tadinya khusyu' membaca kitab kecil miliknya, malah tertidur. Untuk menambah sumber informasi, saya iseng membuka-buka tumpukan buku di bawah meja di balik pintu kamar kami. Selain menemukan peta pariwisata Phuket, ternyata ada beragam buku dari tumpukan itu dari jenis novel The Girl With Dragon Tatto dalam bahasa Inggris sampai... tabloid FHM! Sambil cekikikan sendiri saya membuka halaman demi halaman secara sekilas #eh -duh, ketahuan deh.

Backpacking Thailand: Sawasdee Khrap (hello!)

Prolog: "...saat ini kita sedang berada pada ketinggian 36.000 kaki atau 11.000 meter di atas permukaan laut dan melaju pada kecepatan 300km/jam..." Begitulah informasi yang disampaikan kapten pesawat melalui pengeras suara. Sambil menikmati pemandangan senja yang menjelang dari balik jendela, sungguh tak percaya rasanya bahwa saat ini saya berada dalam penerbangan dari Jakarta menuju Phuket, Thailand. ========================================================================== Where to go: THAILAND                                                             sumber: lonelyplanet.com Why?

just take a chance

25 Februari 2012 me, mbak Tuti, Daniel Beberapa hari belakangan saya mengisi waktu liburan dengan membaca buku "Mimpi Sejuta Dolar" yang berisi kisah inspiratif motivasional seorang Merry Riana . Lembar demi lembar rangkaian kata berhasil mengalihkan dunia saya. Dengan tekun saya membacanya. Terlebih lagi, apa yang diceritakan di dalam buku tersebut mendendangkan rasa senada sebagaimana yang saya telah dan sedang alami, salah satunya, "penghematan tidak wajar". Hari itu, teman seperjuangan saya, Zaenur, mengirimkan pesan singkat berupa tawaran untuk membantu temannya, Irfan, yang juga adik kelasnya sewaktu SMA. Sebenarnya bukan masalah besar bagi saya karena telah beberapa kali saya mendapat kesempatan seperti yang didapatkan Irfan, memenangkan kuis tertentu dan sekarang saatnya untuk klaim hadiahnya. Hanya saja, mengingat domisili Irfan di Jawa Timur sementara pengambilan hadiahnya dijadwalkan malam ini di Senayan City, maka dari itu Zaenur mencoba m

El Nino on vacation

Liburan adalah saat yang begitu didambakan. Apalagi kami, sebagai mahasiswa yang baru saja melewati dua minggu penuh perjuangan menghadapi ujian akhir semester ganjil. Saya dan teman-teman sekelas, yang kemudian disebut sebagai El Nino, berkeras untuk mewujudkan liburan yang telah kami rencanakan dengan mendayagunakan sisa kekuatan yang kami miliki.

#10thnAADC - Nostalgia 10 Tahun film Ada Apa Degan Cinta

10 Februari 2012 Masih ingat postingan saya mengenai nonton bareng film  Ada Apa Dengan Cinta?   Beberapa hari belakangan hati gelisah jadi tak menentu karena pemberitaan mengenai peringatan satu dekade mengudaranya film Ada Apa Dengan Cinta untuk pertama kalinya di bulan Februari 2002.

Visit Tulungagung! (preview)

sumber: wikipedia Saya ingin memperkenalkan kota kelahiran saya, Tulungagung. Sebuah kota kecil yang berada 154 km barat daya Surabaya, yang dapat ditempuh sekitar empat jam perjalanan dari dari Ibukota Jawa Timur tersebut.  Di sebelah utara, berbatasan dengan Kota Tahu, Kediri, serta diapit oleh kota Trenggalek di sisi barat dan kota Blitar di sisi timur. Sementara di selatan, langsung menghadap Samudera Hindia.   Tulungagung memiliki daya tarik wisata yang tak kalah indahnya dengan kota-kota pariwisata yang ada di Indonesia. Dengan mengusung tema Ingandaya (akronim dari Industri Pangan dan Budaya), beragam industri rumahan tumbuh berkembang dengan baik dari sentra industri konveksi/pakaian, sepatu, hingga aneka kerajinan peralatan rumah tangga, yang mendapat dukungan memadai dari pemerintah daerahnya. Bagi Anda yang hobi berbelanja, kunjungilah sentra kerajinan Batik Barong Gung, batik cantik asli Tulungagung.

Lost in Bogor Botanical Gardens

23 Januari 2012 coba tebak, di manakah ini? Dalam rangka mengisi waktu libur perayaan Tahun Baru Cina (yang biasa kita sebut dengan Imlek), saya, Lundu, Langun dan Dicky berencana untuk 'ngebolang' keluar kota. Malam sebelumnya kami telah berdiskusi dan sepakat untuk mengunjungi landmark terkenal kota Hujan, Kebun Raya Bogor.

es doGGer: Ekspresi Seru dBlogger

Surprised Me! 13 Juli 2009. Seperti yang sudah-sudah, tidak ada yang spesial di hari ulang tahun saya. Selalu terlewati dengan sederhana, sekadar menerima ucapan selamat dari Ayah, Ibu, dan adik juga beberapa teman yang memang ingat hari bersejarah saya itu. Tanpa mengharap perayaan yang lebih, doa yang mengalir dari berbagai pihak sudah menjadi kado teramat berharga bagi saya.

JABODETABEK on vacation 4

5 Januari 2012 Melengkapi keliling JABODETABEK selama liburan Natal-Tahun Baru, hari ini saya mengunjungi kota Depok. Kebetulan beberapa teman kelas saya ada yang bertempat tinggal di Depok. Salah duanya ada Bagir dan Lundu. Saya dan Rein yang tidak pulang ke kota asal selama liburan ini tentu tak ingin melewatkan kunjungan ke rumah teman kami itu. Bahkan Bagir menawarkan untuk menginap di rumahnya. Pukul 09.00 saya menghampiri Rein ke kosnya. Lalu kami naik angkot dari depan GKI dan turun di perempatan Plaza Bintaro. Dengan penuh percaya diri, begitu turun dari angkot, saya langsung mengajak Rein berlari kecil masuk ke dalam angkot merah S10 yang siap berangkat di seberang jalan. Baru juga 100 meter angkotnya berjalan, "Kiri, bang!" teriak saya. Angkot pun berhenti dan kami segera turun lalu mengangsurkan uang ala kadarnya. Untung tadi begitu naik angkot ini saya membaca ulang SMS petunjuk dari Bagir. Sebenarnya sih udah bener naik angkot S10, tapi bukan warna merah

JABODETABEK on vacation 3

4 Januari 2012 Saya, Fahmi, dan Danto kembali dipertemukan sebagai Laskar Bolang yang siap bersatu membentuk Zords untuk mengacaukan rumah teman-teman kami (?) -menjalin silaturrahmi dan mengeksplorasi sebuah kota. S etelah merajuk dan melalui diplomasi yang cukup alot, akhirnya saya berhasil mengantongi ijin kunjungan terbatas dari Acun. Acun teman kuliah saya, anak Bekasi. Ya, Bekasi akan menjadi kota tujuan mbolang kami hari ini. Dari rencana yang berangkat pukul 07.00 toh akhirnya satu jam kemudian saya, Fahmi, dan Danto baru bersiap mengambil kuda-kuda di garis start . Dari daerah Ceger, Pondok Aren, kami naik angkot C05 arah Ulujami via Pondok Betung. Nantinya kami akan turun di persimpangan rel kereta api tempat metromini 71 biasa ngetem . Namun, belum juga sampai rel, kami sudah terjebak macet di belokan sebelum fly over Pasar Bintaro. Kami pun  memutuskan turun dari angkot untuk kemudian berjalan kaki mengejar metromini 71. Sekitar 300 meter kami berjalan akhirny

New Year's Eve

31 Desember 2011   Waktu bergulir seiring perputaran jarum jam, hingga tak terasa sampailah kita di penghujung tahun 2011 ini. Tentu banyak hal yang telah mewarnai sepanjang perjalanan hidup kita setahun belakangan. Coba sejenak tengok ke belakang. Apa yang telah kita perbuat selama setahun ini? Resolusi.  Satu tahun yang lalu, dalam kesempatan yang sama, tak sedikit yang mengumandangkan semangat perubahan untuk menghadapi tahun yang baru. Bagaimana evaluasi atas pencapaian dari realisasi janji kita itu? Hm, cukuplah menjadi renungan kita masing-masing. Esok akan kita sambut mentari di tahun yang baru. Kembali kita mengusung semangat baru untuk menjalani kehidupan kita yang lebih baik lagi setahun ke depan.