Langsung ke konten utama

just a random post

Huwaaaahh.. it's been a while.

Iya, gue jarang update artikel blog. Awalnya gue berpikir, kalo gue mau fokus jalan-jalan dulu. Biar bisa memperkaya cerita-cerita di blog ini. Tapi gue nya kebablasan :| maen mulu nggak ditulis-tulis cerita perjalanannya. Tapi gue jadi ngerasa pamer-less in a good way. Maksudnya, kan gue bukan jadi tukang koar-koar ngasihtau kalo gue abis jalan-jalan ke kota A, snorkling di pulau B, atau semacamnya yang nunjukin 'been there done that' gitu -padahal update Path, Instagram mah, teuteup. Huf.

I made up my mind. Nulis artikel perjalanan nggak selamanya soal pamer jalan-jalan doang. Informasi yang gue tulis berdasarkan pengalaman yang gue alami sewaktu jalan-jalan mana tau bisa bermanfaat bagi orang lain yang baca tulisan gue. Secara gue pun kalo mau jalan, risetnya dengan blog walking salah satunya. Ya, pokonya gitu deh. Gue bikin postingan ini sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kembali semangat menulis gue. Biar gue banyak nulis, banyak hal yang bisa gue bagi, bisa menghibur ataupun memberikan informasi bermanfaat bagi orang lain. Aamiin...

Jadi ini gue share foto-foto random terus gue kasih sedikit cerita di baliknya. Selamat Menikmati :D


Pahawang besar

Ini waktu snorkling di pulau Pahawang Besar, Lampung. Di sini pertama kalinya gue berani snorkling di tengah laut, lepas pelampung! -demi foto. Secara gue belum bisa berenang cuy... Ini juga karena malu dan dipaksa sama satu-satunya cewek dalam rombongan kami (lupa gue namanya).

Waktu itu Asep ssi iseng ngajak ngobrol mbak-mbak resepsionis tempat kami menginap, menanyakan soal objek wisata alam sekitar Bandar Lampung yang menarik dan cukup dekat dari kota. Pas banget si mbaknya ini punya gebetan tukang open trip. Jadilah kami ditawari paket-paket perjalanan yang mereka punya dan memilih paket Pahawang ini.

"Mas, ini serius kami berdua aja? Digabungin sama rombongan lain nggak pa-pa kok".

"Iya mas, soalnya emang lagi nggak ada rombongan ke sana".

In the end, kami nggak bener-bener berdua sih. Pagi itu Marley, si tukang open trip, menjemput gue sama Asep ssi di hotel pake mobil sedan cuy... dan di bangku sebelah kemudi ada cewek, yang gue lupa namanya tadi, yang konon katanya 'adek'nya Marley. Mobil melaju ke arah luar kota dan sekitar satu jam berikutnya kami telah tiba di pelabuhan Padang Cermin. Sebelum menyeberang ke pulau Pahawang, Marley memperkenalkan kami kepada temannya yang ternyata peduduk lokal sekitar dan merupakan operator/agen wisata air (di garasi rumahnya ada perahu karet, banana boat, kolam cuci dan jemuran pelampung, dayung dan perangkat sejenis lainnya). Jadilah kami berlima berangkat mengeksplor Pahawang-Kelagian.

Dua puluh menit dari Padang Cermin kapal kami tiba di pulau Pahawang. Put on the goggles, fins, and don't forget your life jacket! Byuurr!!! 

Menurut gue underwater Kelagian Kecil lebih atraktif dibanding Pahawang Besar.

"Mas, denger-denger Pahawang sempat ditutup karena endemi Malaria ya?"

"Sebenernya sekarang pun masih, mas. Kemarin saya antar tamu enam orang, enam-enamnya koma pulang dari Pahawang".

 "..."

underwater Kelagian kecil

PS: pakailah sunblock sebelum nyebur. kalo menginap di pulau, pake pelindung anti nyamuk ya... terlepas cerita si Marley beneran atau becandaan kita tetap harus waspada :)

***
Gue besar di Kasembon, Malang. Sebagai anak yang berbakti pada emaknya, gue maennya di sekitar rumah aja. Ada persawahan yang hijau luas membentang. Ada sungai dengan batu-batu kalinya yang menantang. Ada deretan pegunungan di sisi timur yang melengkapi bentang alam di tempat tinggal gue.

Tapi baru beberapa tahun teakhir, setelah gue pindah, gue baru tahu bahwa di sekitar tempat tinggal gue dulu itu banyak tempat menarik! Libur Natal 2014 kemarin akhirnya gue maen ke Kasembon lagi terus minta Sadam, sobat dari jaman kanak-kanak dan masih tinggal di Kasembon, buat anterin ke tempat-tempat yang instagram-able di sekitar rumah hehe

in frame & nyang punya poto: Sadam

Coban Kethak. Siapa sangka ada air terjun deket rumah. Hanya 15 menit berkendara. Kalau dari arah Batu/Malang, nanti di sebelah kanan jalan. Berdasarkan informasi dari Sadam sih memang wana wisata ini baru dibuka. Ya pantes waktu kecil nggak maen ke sini hehe Lumayan nih, bisa jadi tempat 'ngadem' kalo pas pikiran lagi suntuk.

nyang punya poto: Sadam
Pemandangan dari puncak Ongakan, kawasan cagar alam Besawa Kediri. Gue sama sekali nggak ada bayangan kalo bakal sepecah ini pemandangannya. Benar-benar nggak sia-sia bangun pagi-pagi terus menempuh kurang lebih satu jam perjalanan dari rumah untuk mencapai titik ini. Meski agak ribet mengemudikan motor di jalanan setapak yang menanjak, tapi sejuknya udara pagi dan hijaunya alam sekitar semakin memacu semangat kami untuk sampai ke puncak!

Sebelum mencapai puncak tersebut, mata kita akan dimanjakan oleh hutan pinus ala-ala Twilight Saga seperti ini...

nyang punya poto: Sadam
juga keindahan sisi lain Gunung Kelud seperti ini...

nyang punya poto: Sadam

Belum kelar speechless sama panorama yang gue lihat pagi itu, Sadam mengajak kami duduk-duduk di bangku pandang -yang terbuat dari bambu menghadap jurang dengan view gunung Kelud, menikmati Nasi Pecel. hahaha Sadam diam-diam membawakan kami bekal untuk sarapan. Thanks, bro! nom nom nom

Eh, tadi gue bilang ada sungai berbatu dekat rumah kan ya? Nah, misi utama gue sih sebenernya ini nih. Semenjak Sadam ngasihtau kalo sungai belakang rumah dijadiin arena rafting, gue jadi punya cita-cita untuk nyobain rafting di sana. Secara dulu pas maen ke sungai ini yang gue temukan itu pemandangan tetangga gue lagi mandiin kerbau. Belum lagi penduduk sekitar yang masih memanfaatkan sungai tersebut sebagai MCK. Jadilah gue kepo gimana serunya berarung jeram di situ. hihihihi

nyang punya poto: Sadam
nyang ini potonya beli di abang-abangnya

Seru sih rafting-nya. Meski sempat stuck pas mau menuruni jeram setinggi 4-6 meter di bawah jembatan, tapi kami dengan semangat gotong royong berdiri dan mulai 'mengguncang-guncang' perahu karet kami supaya bisa terjun dan terus meluncur. Dan sejurus kemudian... kami mendapati seseorang yang lagi khusyu' berjongkok menunaikan hajatnya di pinggir sungai. My eyes... My eyes...!!! *teriaknya sih dalam hati, karena kami langsung pada diem sampe pas udah agak jauh baru ketawa barengan. wkwkwkwkwk so, mission accomplished! Terima kasih Tuhan untuk kesempatannya... :')

***

Segini dulu aja deh ya gue nulisnya. Namanya juga postingan random, ya rada nggak jelas juga isinya hehe Tapi semoga tetap menghibur ya.

Salam Petualang!

Komentar

  1. seru banget ya. itu pemandangannya keren banget. kapan-kapan pengen main kesana ya ditemenin sama Hepi warga sekitar. Hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. ke sana ke mana Cun? ajaklah gue maen ke tempat Acun...:3

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain