Langsung ke konten utama

Ngulik Destinasi Wisata Penang



Teman-teman sering membagi cerita rencana perjalanannya. Kadang juga minta masukan harus ngapain dan bagaimana kalau mengunjungi destinasi tertentu yang kebetulan gue pernah datengin sebelumnya. Salah satunya Penang, Malaysia.

Pengalaman gue mengunjungi Penang lima tahun lalu boleh dibilang konyol karena pagi datang, sorenya udah pulang. Haha! –scroll down timeline ya kalau mau baca ceritanya hehe… Seru sih, tapi jadi nggak bisa eksplorasi lebih banyak. Makanya ada cita-cita kalau ada rezeki dan kesempatan lagi, pengen deh datang berkunjung kembali, stay beberapa hari, biar bisa lebih menikmati.

Memang Penang semenarik apa, sih? Kita ngulik bareng-bareng soal wisata di Penang, yuk! Banyak tempat yang instagram-able lho… *wink

gambar: kota Penang, sumber: nixon photography

Andalan pariwisata Malaysia tidak hanya punya Kuala Lumpur dengan Menara Kembar-nya atau Johor Bahru dengan Legoland-nya saja. Namun kawasan Pulau Penang juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri dari negeri tetangga ini. Pulau? Ya, Penang sebenarnya pulau tersendiri yang lepas dari mainland Malaysia di Semenanjung Melayu. Tapi tenang saja, nggak jauh kok dari Kuala Lumpur. Hanya satu jam perjalanan ditempuh dengan naik pesawat. Wus…!

Penang menawarkan berbagai tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Harga liburan ke Penang pun tak mahal, terlebih jika kamu memilih paket wisata Penang di Traveloka yang menyediakan tiket pesawat dan hotel sekaligus. Iya, jadi tadi gue abis update aplikasi Traveloka gue pas gue buka buat nyari tiket mudik lebaran, eh muncul notifikasi promo kalau ada paketan tiket pesawat sekalian sama hotelnya.

Tanpa harga promo pun, kita bisa dapet paket wisata Penang dengan harga terjangkau di Traveloka. Karena apa? Karena DISKON-nya bisa lebih dari 40 PERSEN! Waaaaa mauuu…

Pokoknya kalau nanti udah dapet tiket sama penginapan dengan paket wisata Penang dari Traveloka, nanti pada harus nyamperin destinasi wisata menarik berikut ini. Intip dulu, yuk!

Vihara Kek Lok Si

 gambar: Vihara Kek Lok Si, sumber: commons.wikimedia.org

Konon tempat ini merupakan kuil Buddha terbesar di Penang dan bahkan di Asia Tenggara, terlihat dari bangunannya yang megah lengkap dengan arsitektur rumit yang indah. Ketika malam tiba, lampu-lampu yang menghias di berbagai sudutnya membuat Kek Lok Si semakin mempesona.

Secara berlokasi di atas bukit, untuk menuju kuil ini diperlukan energi ekstra karena jalanannya cukup menanjak dan panjang. Seinget gue waktu itu gue jalan kaki lewat lorong jalan tengah pasar yang nembus ke komplek vihara ini. Kalau ngajak emak atau temen cewek, pasti seneng banget bisa jalan sambil belanja bikin nanjaknya nggak berasa. Setelah sampai di atas, kita tak hanya terbawa atmosfer kuil dengan ornamen-ornamen yang unik tapi juga bakal disuguhi pemandangan indah yang akan menghalau semua lelah yang ada.

Penang Hill

Kawasan ini juga dikenal dengan nama Bukit Bendera karena lokasinya yang berada di titik puncak perbukitan Penang. Untuk menuju ke sana, kita bisa naik cable car unik yang beroperasi mulai pukul 06.30 pagi sampai 23.30 malam. Pilih gerbong paling ujung supaya bisa melihat pemandangan dengan lebih leluasa.

Kawasan ini selalu jadi favorit wisatawan karena udaranya yang sejuk dan segar. Bahkan ketika malam hari, kamu bisa melihat indahnya kota Penang yang bercahaya terhampar di bawah sana. Biar lebih romantis, coba berjalan kaki bersama keluarga atau pasanganmu menyusuri area seputaran Bukit Bendera menikmati momen kebersamaan yang berharga.

Street Art George Town

 gambar: street art, sumber: angloitalianfollowus.com

Setelah puas mengeksplorasi wilayah perbukitan, penggiat fotografi pasti bakal suka sama kawasan kota tua George Town di mana dinding-dinding sekitar jalanan kawasan ini dihiasi dengan mural atau lukisan-lukisan artsy yang mengundang decak kagum. Berbagai macam karya rupa bisa kita temukan, termasuk benda-benda menempel di dinding berpadu dengan lukisan tiga dimensi, yang menarik sebagai latar belakang foto untuk mengenang perjalanan kita ke Penang.

Jembatan Penang

 gambar: jembatan penang i, sumber: datajembatan.com

Jembatan sepanjang 13,5 kilometer ini menghubungkan antara daratan Malaysia, tepatnya Seberang Perai dengan Bayan Lepas di Pulau Penang. Saking panjangnya, jembatan Penang dinobatkan sebagai salah satu jembatan terpanjang di dunia yang secara resmi dibuka pada tahun 1985 dan menjadi sejarah tersendiri bagi rakyat Malaysia.

Mungkin bisa dicoba nyeberang ke mainland pakai ferry, udahnya balik ke Penang lagi naik bus yang melintasi jembatan ini. Ketika senja tiba, lampu jalan dan jembatan pun menyala sehingga terlihat atraktif ketika diabadikan melalui mata kamera.

Tropical Fruit Farm

Kebun buah tropis ini terletak di kawasan wisata Batu Ferringhi, tak jauh dari pusat Kota Penang. Disana kita bisa melihat berbagai tanaman buah tropis, diajari bagaimana menanamnya dan bisa diolah menjadi apa saja.

Pihak pengelola kebun menyediakan banyak pemandu untuk memberikan informasi tentang tanaman yang ada di sana. Tentu saja kita juga bisa mencicipi berbagai buah yang ada dan boleh pula membawa pulang buat oleh-oleh.

Mansion Cheong Fatt Tze

 gambar: rumah Cheong Fatt Tze , sumber: cheongfatttzemansion.com

Ini adalah rumah orang terkaya di Penang pada zamannya. Selain melihat keindahan arsitektur bangunan dengan ornamen yang khas, kita juga akan mendapatkan wawasan tentang kisah menarik dari sejarah yang pernah terukir di Kota Penang. Jadi, nggak cuma asyik buat foto-foto tapi juga menjadi sebuah kunjungan yang sarat pengetahuan.

Sekian dulu ulasan destinasi yang patut dikunjungi kalau kita pergi ke Penang. Selamat bertualang!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain