Langsung ke konten utama

Jakarta Songkran Festival

Songkran Festival, merupakan sebuah perayaan tahun baru tradisional Thailand yang diperingati setiap tanggal 13-15 April di Negeri gajah Putih tersebut. Yang menarik adalah acara perang air! Baik penduduk lokal maupun turis, membaur menjadi satu turun ke jalanan dan saling menyiramkan air satu sama lain sambil berkejaran juga ditingkahi gelak tawa yang memancarkan keceriaan. Bahkan siapapun yang lewat tak lepas dari serbuan. Basah-basah deh! haha Tapi, biarpun diserang air sampai basah, nggak ada yang boleh marah loh ya... Karena melemparkan air di sini memiliki maksud sebagai bentuk penghormatan kepada sesama, di mana air tersebut sebagai media penyucian diri dalam menyambut tahun yang baru. Let's get wet!

Wah, pemberitaan di media pada tanggal 13 April kemarin mengenai perayaan Songkran di Thailand bikin geregetan gemes sendiri ingin turut serta menikmati kemeriahannya. Tapi ya masa harus pergi ke Thailand? Hm... jawabannya, ENGGAK! Kita bisa seru-seruan perang air tanpa harus pergi ke Thailand! Bagaimana caranya? Simak cerita saya berikut ini ;)

Sebuah kabar gembira datang dari Tourism Authority of Thailand (TAT) perwakilan Jakarta. Dikabarkan bahwa akan digelar Songkran Festival pada 14 April 2012 di kawasan Kemang, yang diadakan oleh Thai Community Jakarta, yaitu perkumpulan warga Thailand yang tinggal di Jakarta, dan acaranya dibuka untuk umum! Cukup bermodal Rp30.000,00 untuk entrance fee, kita sudah bisa merasakan atmosfer perayaan Songkran Festival layaknya sedang berada di Thailand. Kyaaaaa *histeris*

Tak ingin melewatkan kesempatan, saya dan Fahmi, teman kuliah yang memberitahu saya mengenai gelaran acara tersebut, berencana untuk turut serta menghadiri perayaan Songkran yang untuk pertama kalinya terselenggara atas kerja sama TAT dan Thai Community Jakarta. Beruntung, kami berdua memenangkan kuis berhadiah free entrance tickets Jakarta Songkran Festival untuk 4 orang (1 winner 2 tickets) dari TAT. Yeay! Khoop Khun mak na kraaab (terima kasih) TAT :)

Sabtu, 14 April 2012

Saya, Fahmi, Ihan dan Ardha telah bersiap untuk mengikuti perang air dalam gelaran Songkran Festival tersebut. Sekitar pukul 07.30 kami berangkat dari Bintaro dengan mengendarai mobil Fahmi. Mobil pun melaju membelah jalanan pagi itu. Jalanan cukup lengang, jauh dari kemacetan yang menjadi kekhawatiran kami sehingga kami memutuskan untuk berangkat sepagi ini.

08.15
Kami telah sampai di sebuah rumah di jalan Bangka, Kemang, yang menjadi venue event. Usai memarkirkan mobil, kami berniat segera masuk ke dalam pekarangan rumah tersebut, mengikuti beberapa perempuan dan anak-anak  berkebangsaan Thailand yang datang berduyun memasuki pintu gerbang. Sayang, langkah kami berempat harus terhenti karena... Kami datang KEPAGIAN! Hahaha Acara baru dimulai pukul 09.00. Lagi pula kami juga belum bisa diperkenankan masuk ke dalam karena kami belum memiliki tiket masuknya. Akhirnya, saya menghubungi kak Valen, contact person dari pihak TAT, dan membuat janji untuk bertemu di McD Kemang yang jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi. Mungkin karena over excited kali ya sampai nggak memperhatikan pemberitahuan dari TAT yang menyarankan untuk datang sekitar pukul 10.00 saja. hihihi *malu, tutupin muka* Kami pun kemudian berjalan kaki menuju tempat janjian. Itung-itung sambil olahraga pagi sebelum terlibat perang air :p

10.35
Kak Valen telah sampai di tempat janjian. Usai perkenalan singkat, kami berlima segera berayun kaki menyusuri jalanan kembali ke lokasi acara. Begitu melewati pintu gerbang, kita serasa memasuki dunia lain. Apakah kita sedang berada di Thailand?

Welcome To Thai New Year 'Songkran Festival'

Sebuah spanduk dengan desain sederhana menyambut kedatangan kami. Serasa menjadi tamu istimewa, setiap pengunjung akan dipakaikan kalung bunga oleh panitia penjual tiket masuk. Pekarangan rumah yang cukup luas itu pun telah disulap menjadi arena perayaan yang cukup meriah. Di sepanjang pagar depan sisi dalam didirikan tenda-tenda penjaja makanan dan minuman khas Thailand. Beragam jajanan Thailand dan makanan seperti Tom Yum Goong, Pad Thai, Papaya Salad, Mango Sticky Rice dan kawan-kawan siap menggoyang lidah Anda dengan cita rasa ala Thai yang unik. Waktu itu sempat juga dikasih Ms. Mon , salah satu panitia dari Thai Community Jakarta, sebuah 'kue mendut ala Thai' secara cuma-cuma sebagai tester. Untuk minumannya, Anda bisa merasakan kesegaran Thai ice tea, Buo Loy Sweet Cassava (Kolak Thailand) atau Singha beer (brand minuman terkenal dari Thailand) dan beberapa jenis penghilang dahaga yang lain. Harga makanan dimulai dari Rp5.000,00 sedangkan minumnya, dimulai dari harga wajar sebotol air mineral.

this is it! welcomes you!

penjaja makanan khas Thai

papaya salad! | photo by Ardha

snack ala Thai

tenda penjual Thai ice tea (dalam tabung) & jajanan lain

Fruit carving ala Thai

Pad Thai | photo by Ardha

beragam minuman alkohol, ada Singha Beer juga loh

Buo Loy "kolak singkong ala Thai" | photo by Ardha


Di sudut pekarangan yang lain, terdapat panggung hiburan yang tak begitu luas namun sudah cukup mengakomodasi beragam acara hiburan yang disajikan dari penampilan Thai Boxing oleh Junior Boxer juga Eastern Thai traditional dance yang dipersembahkan dua gadis manis Thai serta tarian 'jejogedan' yang cukup menghibur karena menghadirkan 'ondel-ondel Thailand' yang menghidupkan suasana dengan gaya kocaknya yang kemudian turun panggung dan berkeliling menyapa pengunjung untuk turut bergoyang bersama. Anak-anak kecil yang sudah memulai pesta airnya telah berlarian dan saling menembakkan air. Pengunjung yang duduk santai sambil bersantap dan berbincang di meja kursi yang ada di bawah pohon seberang panggung sempat teriak-teriak kala terkena cipratan airnya. Beberapa perempuan Thai juga berkeliling mengusapkan bedak dingin ke wajah para pengunjung yang dipercaya  agar yang diusap bedak tersebut memperoleh keberuntungan.

wiiihh, dua bule menyampaikan sejarah Songkran | source: Wisata Thailand Fan Page

Thai Boxing performed by junior Thai boxer | source:  Wisata Thailand Fan Page

Eastern Thai traditional dance

jejogedan yok! | source: Wisata Thailand Fan Page

turun panggung ajak goyang pengunjung | source: Wisata Thailand Fan Page   

Ondel-Ondel ala Thai | photo by Ardha

source: Wisata Thailand Fan Page


Ms. Mon is in the middle | source: Wisata Thailand Fan Page   

korban usapan bedak dingin hehe | source: Wisata Thailand Fan Page   

pengunjung mayoritas warga Thai

Thai waitress

Tak jauh dari panggung terdapat meja persembahyangan di mana terdapat tiga figur Buddha dengan hiasan bunga di sekitarnya dilengkapi dengan cawan besar berisi air suci bertabur kuncup melati yang siap untuk disiramkan kepada tiga patung Buddha tersebut. Banyak pengunjung yang memang mayoritas adalah warga Thai berdoa di sini untuk memohonkan berkah dan keberuntungan. Mereka mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada kemudian menundukkan kepala sebagai penghormatan kepada sang Buddha. Lalu dengan menggunakan cawan kecil mengambil air dalam cawan besar tadi dan menyiramkannya kepada tiga patung Buddha tersebut. Kemudian menutup prosesi dengan kembali mengatupkan dua telapak tangan di depan dada sembari menunduk dan terakhir mengusapkan kedua telapak tangan dari pelipis hingga belakang kepala.

three figures of Buddha


Di serambi rumah, terdapat meja penjual souvenir dan pernak-pernik khas Thailand. Barang-barangnya lucu dan cocok untuk buah tangan seperti tas, dompet ataupun hiasan furniture. Selain itu, masih di teras rumah ini juga, Anda dapat menyewa baju tradisional Thailand secara cuma-cuma untuk berfoto. Seorang perempuan Thailand yang ramah akan mendandani Anda dengan telaten. Nah, di depan pintu garasi di sebelahnya, tersedia aneka water shotgun dengan beragam bentuk dan warna yang sangat menarik dengan kisaran harga Rp20.000,00 - Rp120.000,00. Anda tinggal mengisi amunisinya dengan air yang telah disediakan di gentong-gentong besar yang diletakkan di beberapa titik pekarangan rumah. Bersiaplah untuk perang air! :D

nyobain kostum tradisional Thai | source: Wisata Thailand Fan Page 

Hey, Superman is in the house? | source: Wisata Thailand Fan Page 









Dari yang awalnya saya malu-malu kucing untuk turut serta dalam perang air tersebut karena memegangi kamera, akhirnya saya pun tertarik untuk turun ke medan perang karena gemes melihat seorang balita laki-laki yang kecil-kecil tapi kenceng dan brutal banget tembakan airnya. Hampir semua lawan kewalahan dan lari terbirit-birit menghadapi serangannya yang membabibuta. Saya menyebutnya "Baby Spongebob" karena dia menggunakan water shotgun yang dilengkapi tangki air bergambar Spongebob di punggungnya.

Baby Spongebob beraksi

tak berkutik kena serangan balik

The Baby Spongebob!

super power water shotgun, huh!


Kebetulan waktu itu ada rekan saya, si agan Rudy, yang juga menjadi salah satu pemenang kuis TAT. Dia adalah Thai movies freak dan menyukai hal-hal berbau Thailand seperti saya. hehe *toss* Dia jauh lebih dulu terjun ke Medan perang. Niat banget beli pistol air untuk ikut meramaikan perang air bersama anak-anak dan remaja Thai yang sudah heboh dari tadi. Dia pun sudah basah kuyup sekarang. Nah, ketika dia  sedang istirahat sebentar, dia meminjamkan pistolnya kepada saya. Tanpa membuang waktu, saya pun segera memanfaatkannya untuk melakukan serangan balik terhadap si "Baby Spongebob" tadi. Karena saya tak memberinya waktu untuk membalas dengan terus melancarkan serangan ke arahnya, diapun ogah menanggapi lebih lanjut. Yah sudahlah saya pun akhirnya mengembalikan pistol tadi ke agan Rudy.

Tak berapa lama "Baby Spongebob" kembali beraksi. Dia menyerang pasangan muda mudi yang belakangan saya ketahui sebagai awak media. Wah, saatnya saya kembali beraksi. Iseng-iseng saya kembali memasuki arena peperangan. Balita menggemaska itu kembali menyerang saya. sampai akhirnya kami bersekutu dengan abang-abang dari media itu yang berhasil membuat "Baby Spongebob" bertekuk lutut dengan rayuan mautnya.


"Now, we're friends. Don't shoot me! Okay?" Abang media merayunya.

Saya kemudian membantu "Baby Spongebob" untuk mengisi ulang amunisi air ke dalam tangki Spongebob-nya. Kembalilah kami berperang. Karena tidak punya senjata, saya pun akhirnya memakai ember kecil yang ada di dalam gentong untuk melemparkan air ke sekitar. Yeah, we're all got wet!


Oiyah, waktu itu juga ada gadis kecil nan cantik! Saya menyebutnya "Little Paula Taylor". She's so cute! dan mirip banget sama Paula Taylor, artis terkenal asal Thailand, tapi 'terperangkap' dalam tubuh kecil hehe.


wah, bule aja dikeroyok, nih!

strategi penyerangan

three musketeers | photo by Ardha

Na rak mak! (So Cute!) Little Paula Taylor


foreigner joined the water war








Siang menjelang sore, kami kedatangan tamu istimewa. Mr. Thanatip Upatising, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, hadir memberikan sambutan dan kemudian membaur dengan para pengunjung yang lain. Beliau menyertakan doanya semoga kita semua diliputi kemakmuran, kesejahteraan dan berumur panjang. Amin :)

Mr. Thanatip Upatising

Acara dilanjutkan dengan kembali menampilkan tarian-tarian yang telah dipersembahkan di awal. Acara jejogedan yang tadi juga diulang lagi. Malah semakin meriah, karena sudah banyak pengunjung yang basah. hehe Namun sayangnya saya kehilangan sosok "Baby Spongebob". Sepertinya dia sudah diamankan oleh ibunya yang khawatir dia jatuh sakit, mencegahnya untuk melanjutkan peperangan karena dia sudah basah kuyup. Beberapa anak kecil yang lain juga sudah mulai meninggalkan medan perang. Malah orang-orang dewasa dan remaja yang masih seru melanjutkan lemparan air. Kali ini, gentong amunisinya dicampur dengan air es! Jadilah tembakan yang dihasilkan memberikan sensasi dingin bagi siapa saja yang terkena tembakan. Brrrr....


Kemeriahan terus berlangsung. Alunan musik tradisional Thailand yang terus diperdengarkan juga masih setia mengiringi di sepanjang acara. Sempat juga kak Valen dari TAT mentraktir para pemenang kuis dengan jajanan singkong rebus manis disiram dengan vla santan gurih. Yum! Terima kasih kak Valen :D



Ketika hari semakin sore akhirnya kami pun mengakhiri kebersamaan dengan pamit undur diri. Rasanya hari ini bahagia sekali. Biarpun basah-basahan, tapi seru dan menyenangkan! Bisa menikmati acara Songkran Festival bersama warga Thailand dengan atmosfer yang benar-benar kental dengan kesenian dan budaya Thailand! Bahkan nih, kalau ada uang berlebih untuk beli oleh-oleh, borong sajalah souvenir khas Thailand yang diperjualbelikan di sana. Sesampainya di rumah, sudah berasa pulang dari liburan singkat di Thailand! hehe

TAT quiz winners | source: Wisata Thailand Fan Page 

Terima kasih TAT dan Thai Community Jakarta atas kesempatan yang diberikan. Semoga tahun depan bisa membuat gelaran Songkran yang jauh lebih meriah dengan menutup jalanan sebagai arena perang :D

Happy Songkran Day!

Bonus:


Chicco Jerikho, Laudya Cintya Bella, and... (?)

with Bella | photo by Fahmi

Komentar

  1. Wow! It doesn't look like this festival was held in the foreign country.
    It look like you were in Thailand. Very good. Did you play Songkran with them? By the way, Bua Loy is my favorite Thai dessert. I'll show you Bua Loy I made it by myself later.

    Tan. :)

    BalasHapus
  2. Khoop khun mak na P'Tan...
    yeah! i was just feeling like in Thailand, because most of them is Thai people who live in Jakarta.
    Yeah, i was playing Songkran with the Baby Spongebob, a Thai boy that 'na rak mak' hehe It was so much fun to get wet!
    WOW, you love Bua Loy? It's aroi-aroi... in Indonesia we called it "Kolak"
    okay, i'll wait you to show your own Bua Loy hehe :)

    Happy Songkran day, na krab :D

    BalasHapus
  3. Nice review :)
    Can't wait to have another Songkran ^^

    BalasHapus
  4. @Danang Terima kasih nang udah mau mampir & meninggalkan jejak, maju terus buat blog Antigalau Lemari Pakaian nya yah :D

    @Rudy yeay! hope we can enjoy another bigger Songkran Festival next year XD

    BalasHapus
  5. ndaaa.. kok enak sih bisa menang2 tiket gitu?!

    eh, perang aer kayak begini kayake ada deh di tempat kita.. seperti yg dilakukan waktu kita hari terakhir mop sma dulu. inget gak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Alhamdulillah nda,
      kamu juga bisa kok :)

      iya yah, haha tapi kan beda perang airnya, seruan yg ini, hihihihi *guyur air*

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gara-Gara (Larangan) Tripod (Masuk Kabin Pesawat)

Namanya juga impulsif dan spontan, pasti ada aja ‘kejutan-kejutan’ sepanjang perjalanan. Anggaplah ini sebagai side stories atau cerita di balik layar #mendadakrinjani di postingan sebelumnya . Jadi, gue bakal ngulik hal-hal yang nggak seindah yang terlihat dalam pendakian Gunung Rinjani. Razia di bandara | dok. pribadi Perasaan gue campur aduk, excited tapi sekaligus juga deg-degan. Padahal gue udah duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, menantikan penerbangan menuju Lombok bersama kawan-kawan. Kami bermaksud untuk mendaki Gunung Rinjani, dalam kesepakatan dan berkeputusan yang serba dadakan. Banyak yang bilang kalau bikin acara dadakan kemungkinan realisasinya lebih besar dibandingkan acara yang direncanakan jauh-jauh hari. Gue pun lebih sering melakukan perjalanan yang nggak terlalu terikat perencanaan atau persiapan matang. Tapi kan ini naik gunung. Butuh persiapan lebih –setidaknya bagi gue pribadi. Mulai dari nyiapin peralatan,

Hutan Kota Tulungagung

"Hutan kota adalah hutan atau sekelompok pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota." - Wikipedia

Seperti Bintang: Ada, Meski Tak (Selalu) Terlihat

“ Aku menikah tahun depan. ” Bagaimana perasaanmu mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabatmu? Aku tersenyum dan membelalakkan mata. Bagiku, ini adalah salah satu berita yang menggembirakan. Meski sebenarnya bukan hal yang mengejutkan karena aku pun telah lama menantikannya. Dalam hati ingin ku teriakkan ‘AKHIRNYAAA’, tapi aku tahu suaranya bergetar saat mengungkapkan hal itu. Ku tahan euforia di dada, ku pasang telinga bersiap untuk mendengarkan apa yang mungkin menjadi kegusarannya. “Aku mau puas-puasin jalan-jalan dulu. Mungkin ini tahun terakhirku”, katanya melanjutkan. Raut mukanya menunjukkan kekhawatiran seolah menikah menjadi akhir karirnya jalan-jalan. # Perkenalkan, Sadam Febriansyah, sahabatku. Kami saling mengenal sejak taman kanak-kanak dan tinggal di satu lingkungan yang sama. Pertemanan kami semakin dekat ketika kami masuk ke sekolah dasar. Satu sama lain cukup kompetitif memperebutkan juara kelas, tetapi aku yang menang kami bersain